Suara.com - Sebuah foto yang beredar di media sosial sekali lagi membuat netizen terperangah. Dalam foto tersebut, seorang pramugari salah satu maskapai penerbangan Indonesia, Garuda Indonesia, nampak menggendong seorang nenek di punggungnya menuju pintu keluar pesawat.
Foto ini beredar luas di dunia maya sejak Sabtu dan hingga Minggu masih disebarkan dan jadi perbincangan di kalangan netizen. Adalah Facebooker bernama Budi Soehardi yang pertama kali mengunggah foto tersebut pada Sabtu (7/1/2017) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Service by heart by Garuda Crew (layanan dari hati-red) -- GA 821 KUL CGK," tulis Budi. Dari informasi yang terpampang di laman Facebooknya, Budi diketahui seorang mantan pilot Garuda Indonesia, Korean Airlines, Singapore Airlines, dan Scoot.
Hingga berita ini diturunkan, postingan itu sudah menuai 1.600 reaksi, dan 314 kali dibagikan. Kontan, postingan itu mendapat beragam komentar dari netizen.
"Saaalluutt," tulis Nana Rohaenah.
"Pramugari idaman, mulia dan penuh welas asih," tulis Herimanto Suhardi.
"No wonder they are crowned as the world's best cabin crew for the third year in a row," tulis Billy Sumuan yang kurang lebih berarti, "tak heran mereka dinobatkan sebagai kru kabin terbaik untuk tahun ketiga secara berurutan".
Namun, ada pula yang mencoba memberikan komentar kritis terkait foto tersebut.
"Saya salut sama pramugari nya. Tapi seharusnya ada inflight wheelchair. Ini bukan soal service from the heart. Tetapi soal safety.
Satu, safety dari pramugari. Kalau pramugari cidera, siapa yg akan menanggung? Tentu pramugari sendiri. Garuda siap untuk menanggung resiko cidera employee nya?
Kedua, kalau sewaktu di gendong tiba tiba terjatuh, kemudian penumpang nya cidera dan terluka, pramugarinya harus tanggung jawab. Krn dia yang mengambil keputusan untuk secara pribadi menggendong sang nenek....
Banyak resiko dari tugas seorang flight attendants. Saya salut pribadi kepada mbak pramugari ini. Tapi sangat disesalkan, kenapa inflight wheelchair tidak dipergunakan? Atau jangan jangan...garuda tidak memiliki fasilitas inflight wheelchair kah?" tulis Surya Steve.
Senada dengan Steve, John H. G. Soe juga memberikan komentar yang cukup mencerahkan.
"Selama ini, saya belum pernah lihat "inflight wheelchair" pada setiap pesawat nasional yg pernah saya gunakan, dan tidak pernah ditawarkan juga. Perhatian dan pelayanan airlines kpd penumpang difabel dan manula, sangat baik dan diprioritaskan, bahkan ditawarkan utk menggunakan wheelchair, bahkan jika tdk ada garbarata, kami dibawa menggunakan car lift, masuk melalui pintu cargo food trolley. Maskapai dan penerbangan nasional sdh waktunya lebih memperhatikan hal2 demikian. Salam," tulis John.