Facebook Kembali Berulah, Sensor Foto Patung Bersejarah

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 03 Januari 2017 | 19:37 WIB
Facebook Kembali Berulah, Sensor Foto Patung Bersejarah
Patung Dewa Neptunus di Bologna, Italia (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Facebook kembali berulah dan memantik kontroversi dengan kebijakan sensornya. Kali ini media sosial asal Amerika Serikat itu memutuskan bahwa foto sebuah patung bersejarah di Italia tak layak disaksikan publik karena memamerkan ketelanjangan.

Kontroversi bermula ketika Elisa Barbari, seorang pakar sejarah seni dan penulis Italia, menggunggah foto patung dewa Neptunus di akun Facebooknya. Patung dalam foto itu adalah sebuah monumen dari abad 16, yang berdiri di sebuah kolam air mancur di pusat kota Bologna, Italia.

Tetapi ketika Barbari hendak mempromosikan akunnya memanfaatkan layanan iklan Facebook, media sosial itu menolak. Alasannya karena foto itu dinilai mempertontonkan kecabulan.

"Penggunaan foto itu tidak diterima karena melanggar panduan iklan Facebook," demikian bunyi pemberitahuan Facebook kepada Barbari.

"Foto itu mempertontonkan konten seksual yang vulgar dan yang menunjukkan tubuh secara terbuka, yang terkonsentrasi pada anggota-anggota tubuh tertentu," bunyi pernyataan Facebook lebih lanjut.

Facebook juga menegaskan bahwa penggunaan video atau foto telanjang tidak diperkenankan, "bahkan untuk alasan-alasan kesenian atau edukasi."

Menanggapi penolakan Facebook itu, Barbari tampaknya kesal.

"Bagaimana bisa sebuah karya seni, patung Neptunus kami, jadi subjeks penyensoran," kata dia.
Sim
Air mancur Neptunus sendiri adalah salah satu simbol kota Bologna. Monumen yang terletak di lapangan Piazza Maggiore, dipusat kota Bologna itu dibangun pada 1560an oleh pematung terkenal, Jeal de Boulogne.

Ini bukan pertama kali Facebook menyensor sepihak sebuah karya seni adiluhung. Pada 2016 kemarin Facebook dengan semena-menang menghapus sebuah foto korban Perang Vietnam yang ikonik dan menutup akun wartawan pengunggah foto itu.

Akibat aksi sepihak itu Facebook dikecam oleh media-media di dunia dan Zuckerberg dituding telah menyalahgunakan kekuasaanya dengan menjadikan dirinya editor di atas editor tanpa pengetahuan yang memadai. Facebook belakangan meminta maaf dan mempersilahkan foto itu diunggah kembali. (Digital Times)

REKOMENDASI

TERKINI