Suara.com - Pakar digital forensik nasional, Yudi Prayudi berpendapat pelaku kejahatan "cyber crime" dominan dilakukan generasi muda. Untuk itu, pihaknya menyarankan pada pemerintah agar menggelar perlombaan untuk menekan kasus kejahatan dunia maya itu.
"Perlombaan tersebut diperlukan agar minat dan bakat mereka bisa tersalurkan dengan baik," kata Yudi dalam keterangannya, Kamis (30/12/2016).
Menurut dia, pelaku "cyber crime" memiliki kemampuan cukup tinggi dan jika keahlian mereka tersebut disalahgunakan tentu akan banyak pihak yang dirugikan.
Dia menyebutkan, contoh kasus situs KPU yang diganggu dengan modus mengganti 24 lambang parpol dengan gambar partai jambu dan pelakunya adalah oknum mahasiswa yang menjajal sistem keamanan milik KPU.
Baca Juga: Isu 'Banjirnya' TKA Asal Cina, DPR Panggil Kominfo dan Kemenlu
"Kasus ini, sebagai akibat dari makin meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai teknologi informasi dan komunikasi, serta adanya sifat murni manusia yang selalu tidak pernah merasa puas, lama-kelamaan membawa banyak dampak positif maupun negatif," katanya.
Yudi menjelaskan, "cyber crime" sebuah istilah yang mengacu pada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran, atau tempat terjadinya kejahatan.
Akan tetapi memang, katanya lagi, penanganan kejahatan di dunia maya masih minim, antara lain, lebih akibat rendahnya kemampuan SDM dalam mengumpulkan barang bukti, atau barang bukti tidak cukup kuat, salah atau hilang, dan rusak.
Artinya, jika legal aspeknya tidak terpenuhi, penanganan "cyber crime" sulit dilakukan. Sementara itu, bentuk-bentuk kejahatan "cyber crime" seperti penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit (carding), confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dan lainnya.
"Oleh karena itu minat dan bakat yang dimiliki kalangan generasi muda harus diarahkan agar tidak memicu munculnya cyber crime yang pada akhirnya negara bisa dirugikan," ungkapnya.
Baca Juga: Citilink Bebas Tugaskan Pilot yang Diduga Mabuk
Sementara itu, generasi muda yang berbakat tinggi terhadap IT, menurutnya, perlu diberikan edukasi yang baik agar bakat tersebut hanya disalurkan untuk membela kepentingan negara. (Antara)