6 Kematian Produk Teknologi yang Hebohkan 2016

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 29 Desember 2016 | 20:55 WIB
6 Kematian Produk Teknologi yang Hebohkan 2016
Iklan Samsung Galaxy Note 7 di Paris, Prancis pada September lalu (AFP/Lionel Bonaventure).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di sepanjang 2016 ada banyak produk baru dari industri teknologi yang menghebohkan dunia. Sebut saja iPhone 7 dari Apple atau Pixel, telepon seluler pintar terbaru dari Google.

Tetapi 2016 juga menandai kematian dari beberapa nama besar di industri teknologi. Berikut adalah 6 produk industri teknologi yang lenyap di 2016, seperti yang dilansir CNNMoney:

6. VCR (video-cassette recorder)
Produsen VCR terakhir di dunia, Funai Electric, mengumumkan penghentian produksi kaset video itu pada Juli lalu.

Pada puncaknya, perusahaan asal jepang itu bisa menjual 15 juta keping VCR dalam setahun. Tetapi jumlah itu menurun drastis ketika DVD, keping Blu-ray, dan terutama layanan streaming yang mengandalkan internet muncul.

Tetapi pada 2015 Funai Electric masih berhasil menjual 750.000 keping kaset video.

VCR sendiri pertama kali diperkenalkan pada 1960.

5. Picasa
Pada Maret lalu, Google secara resmi menutup layanan penyimpanan dan berbagi foto andalannya, Picasa. Penutupan Picasa tak lepas dari kebijakan Google yang memperkenalkan layanan Google Photos.

Picasa dibeli Google pada Juli 2004 dari perusahaan teknologi bernama Lifescape. Sebelum ditutup, layanan itu cukup populer karena memudahkan pengguna untuk menyunting dan menyimpan foto-foto digital, jauh sebelum kamera ponsel populer di pasaran.

4. Motorola
Lenovo membunuh nama Motorola pada tahun 2016 ini. Sebagai gantinya, kini Lenovo memperkenalkan merek "Moto", yang telah mulai dipasarkan di Indonesia pada akhir 2016.

Motorola, perusahaan yang pertama kali memperkenalkan walkie-talkie dan perintis telepon seluler, selama beberapa tahun terakhir terus berpindah tangan. Setelah dibeli Google pada 2012 dengan harga 12,5 miliar dolar Amerika Serikat, Motorola jatuh ke tangan Lenovo, raksasa teknologi asal Cina.

Lenovo membeli Motorola dari Google dengan harga 2,9 miliar dolar AS.

3. Vine
Twitter pada Oktober lalu mengumumkan untuk menutup aplikasi video ringkasnya, Vine. Langkah yang mengecewakan banyak pengguna ini, belakangan diubah oleh Twitter.

Belakangan Twitter mengumumkan akan memperkenalkan Vine Camera, sebuah aplikasi yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk memotret, membuat video singkat, untuk diunggah langsung ke aplikasi Twitter.

Vine dibeli Twitter pada 2012 dengan harga 30 miliar dolar AS. Meski durasi videonya sangat singkat, aplikasi ini efektif untuk menangkap dan menyebarkan peristiwa penting, termasuk gerakan Black Lives Matter di AS dan dalam mempromosikan merek di pasaran.

Tetapi dengan perkembangan aplikasi livestreaming dan layanan berbagi video, Vine kehilangan daya tariknya.

2. Blackberry
Blackberry, merek ponsel pintar yang sempat menguasai dunia di dekade pertama abad 21, kini telah berhenti memproduksi ponsel.

Pada September lalu perusahaan asal Kanada itu mengumumkan akan menyerahkan produksi ponselnya kepada pihak ketiga dan akan fokus untuk mengembangkan peranti lunak.

Sebelum era ponsel layar sentuh dimulai oleh iPhone, Blackberry adalah raja dunia. Ponselnya, yang khas dengan keyboard QWERTY, digunakan hampir di seluruh dunia dan bahkan menjadi simbol kelas atas.

Blackberry digunakan oleh para elit dunia, mulai dari Presiden Barack Obama hingga artis Kim Kardashian.

1. Samsung Galaxy Note 7
Salah satu kisah kematian paling legendaris di 2016 adalah lenyapnya Samsung Galaxy Note 7. Sempat disebut sebagai salah satu smartphone paling cantik dan canggih di dunia, produk terbaru dari Samsung itu malah berakhir tragis.

Diluncurkan pada awal Agustus, Galaxy Note 7 telah berhenti dijual dan diproduksi pada Oktober.

Penyebabnya adalah ponsel premium bikinan Samsung ini ternyata mudah terbakar dan bahkan meledak. Samsung kemudian memutuskan untuk menarik seluruh Galaxy Note 7 dari pasaran (sekitar 3 juta unit) dan membatalkan penjualannya, termasuk di Indonesia.

Karena masalah itu, maskapai-maskapai penerbangan dan otoritas keselamatan tranportasi sedunia melarang penumpang membawa Galaxy Note 7 ke dalam pesawat.

Akibat skandal Galaxy Note 7 ini, Samsung diyakini merugi sekitar 5 miliar dolar AS.

Samsung sendiri berjanji akan menjelaskan penyebab masalah pada Galaxy Note 7 pada Desember tahun ini. Tetapi jelang pergantian tahun, penjelasan yang ditunggu tak kunjung datang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI