Suara.com - Sebuah robot raksasa yang dioperasikan oleh manusia dipamerkan di Seoul, Korea Selatan, pada Desember ini. Robot itu akan bisa digunakan di berbagai bidang, mulai dari sektor manufaktur, hiburan, bahkan sebagai prajurit di medan tempur.
Dirancang oleh seorang insinyur yang banyak berkiprah di beberapa judul film fiksi ilmiah, robot bernama Method-2 yang setinggi empat meter dan berbobot 1,5 ton itu sangat mirip dengan robot tempur pada film "Avatar".
Penciptanya, Yang Jin-Ho, mengklaim bahwa Method-2 adalah robot berawak pertama yang diciptakan di dunia. Method-2 sendiri dibangun Yang dan timnya yang beranggotakan 30 orang di Hankook Mirae Technology, sebuah perusahaan robotik asal Korsel.
"Robot kami adalah robot dua kaki pertama di dunia yang diawaki manusia. Ia dibangun untuk beroperasi di area ekstrem, di kawasan yang tak mampu di datangi manusia," kata Yang.
Mirip seperti pada robot MK-6 Amplified Mobility Platform dalam film Avatar, pilot pada Method-2 duduk di bagian perut robot. Dari situ ia mengoperasikan lengan-lengan seberat 130kg dan menggerakan kaki robot raksasa itu.
Saat melangkah, Method-2 membuat tanah di sekitarnya bergetar dan suaranya raungan mesinya membuat telinga pekak.
Meski demikian, Yang mengatakan bahwa Method-2 masih dalam fase awal dan perlu pengembangan lebih lanjut untuk menyempurnakan keseimbangan serta sistem tenaganya. Gerak robot raksasa itu masih dibatasi oleh kabel yang menghubungkannya dengan sumber listrik dan kuda-kudanya masih goyah.
"Robot ini baru berusia setahun, jadi ia masih belajar berjalan," kata Yang, "Sama seperti manusia, ia akan bisa bergerak lebih leluasa dalam beberapa tahun ke depan."
Meski demikian, masih ada pertanyaan soal di mana robot raksasa itu akan digunakan.
Menurut Vitaly Bulgarov, salah satu perancang Method-2, robot itu akan bisa digunakan untuk menyediakan berbagai solusi permasalah manusia di dunia.
Yang sendiri mengakui bahwa pihaknya sudah ditanyai soal kemungkinan robot itu dikerahkan di sepanjang perbatasan atau zona demiliterisasi dengan Korea Utara.
Yang juga optimistis, robotnya telah bisa dipasarkan pada akhir 2017 dengan harga sekitar 10 miliar won atau sekitar Rp111 miliar. (AFP)