Suara.com - Paus Fransiskus mengecam keras media dan orang-orang yang gemar menyebarkan berita-berita palsu atau hoax. Ia bahkan membandingkan perilaku itu dengan koprofilia, orang yang terobsesi secara seksual kepada tinja.
Kecaman itu, seperti diwartakan oleh Washington Post, disampaikan Fransiskus dalam wawancara dengan Tertio, sebuah media Belgia. Ia mengatakan bahwa media atau orang yang senang menyebarkan berita-berita palsu mirip dengan para pelaku koprofilia.
"Menurut saya media harus jelas, sangat transparan, dan - tidak bermaksud untuk kasar - tidak masuk dalam golongan pelaku koprofilia," kata Fransiskus.
Menurut Crux, sebuah media yang khusus meliput tentang Gereja Katolik, wawancara dengan Tertio itu digelar dalam bahasa Spanyol. Dalam bahasa ibu Fransiskus itu, koprofilia sering digunakan untuk menggambarkan obsesi berlebihan pada hal-hal kotor, sehingga tak bisa ditafsirkan secara harafiah sebagai tinja.
Crux mengatakan yang dimaksudkan Fransiskus dalam konteks itu adalah obsesi media atau para penyebar berita akan informasi yang bombastis atau bersifat skandal, padahal informasi tersebut tak bisa dipastikan kebenarannya.
Nama Fransiskus sendiri sering dicatut dalam berita-berita hoax.
Baru-baru ini sebuah investigasi yang digelar Buzzfeed menemukan bahwa salah satu berita terkait pemilihan presiden Amerika Serikat yang paling banyak diakses di Facebook adalah tentang dukungan Paus Fransiskus terhadap Donald Trump.
Belakangan diketahui bahwa Fransiskus tak pernah mendukung Trump, kandidat yang akhirnya memenangkan pemilihan presiden AS itu.