Suara.com - Di tengah ramainya penyebaran informasi hoax melalui media sosial di Tanah Air, sutradara dan produser film Nia Dinata rupanya punya pengakuan menarik. Ia ternyata pernah juga menyebarkan hoax di media sosial.
"Saya pernah menjadi pelaku penyebaran hoax," kata Nia yang kini didaulat sebagai salah satu duta Masyarakat Indonesia Anti Hoax di Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Nia bercerita bahwa berita hoax yang disebarkannya adalah kabar kematian Madonna, seorang pesohor di Amerika Serikat. Ia menyebarkan kabar itu melalui WhatsApp.
"Tetapi saya kemudian dimarahi oleh anak saya. Dia menyuruh saya untuk memeriksa sumber berita sebelum menyebarkan dan mengecek di media-media yang terpercaya," tutur Nia.
Berangkat dari pengalaman itu Nia kemudian mengaku lebih berhati-hati dalam memilih dan menyebarkan berita. Tetapi pelajaran terpenting, kata Nia, adalah ia kini sadar bahwa pergaulan di media sosial mempengaruhi lingkungan dan sudut pandang seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Nia jenis informasi-informasi yang kita akses melalui sosial media akan memengaruhi apa yang dia sebut sebagai gelembung atau buble. Setiap orang hidup dalam gelembungnya masing-masing dan gelembung itu terbentuk dari informasi-informasi yang diperoleh dari media sosial.
"Apa yang sehari-hari kita temukan di media sosial memengaruhi gelembung kita," jelas dia.
Ia menjelaskan jika sehari-hari kita membaca tentang informasi hoax dan kebencian, maka itu yang akan memengaruhi bagaimana kita melihat lingkungan kita sehari-hari.
Algoritma media sosial, kata Nia, juga berpengaruh dalam hal ini.
"Saya pernah satu ketika membuka tagar tentang kebencian di Instagram. Keesokan harinya, Instagram menampilkan informasi-informasi tentang kebencian di akun saya," kata dia.
Ia menyimpulkan bahwa kebencian dan kabar hoax bisa dengan mudah menyebar di media sosial karena media itu sendiri menawarkannya kepada pengguna. Algoritma Instagram menduga bahwa Nia memang menyukai topik-topik tentang kebencian.
"Algoritma media sosial menciptakan gelembung dalam kehidupan penggunanya," imbuh Nia.
Meski demikian Nia mengatakan cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membatasi pergaulan di media sosial dan mulai lagi kembali bergaul di dunia nyata, bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita sehari-hari.
"Kita perlu sejenak meninggalkan media sosial. Banyak sekali kebencian di media sosial yang dipicu oleh Hoax," ujar dia.
Selain itu dia menganjurkan para pengguna media sosial untuk berbicara dengan orang-orang yang benar-benar paham dengan informasi, berita, atau media.