Benda Paling Bulat di Alam Semesta Ditemukan!

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 23 November 2016 | 10:34 WIB
Benda Paling Bulat di Alam Semesta Ditemukan!
Perbandingan bentuk Kepler 11145123 dengan matahari (www.mpg.de/Mark A. Garlick).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Objek-objek antariksa tak ada yang benar-benar bulat. Bentuknya dipengaruhi oleh gaya yang ditimbulkan oleh gerak rotasi dan medan magnet. Tak heran jika banyak objek antariksa yang bentuknya lebih kembung, terutama pada sekitar garis tengah atau ekuator.

Salah satu contohnya adalah matahari. Di sekitar garis tengahnya, radius atau jari-jari matahari 10 kilometer lebih panjang dibanding dengan radius pada sekitar kedua kutubnya. Rata-rata radius matahari sendiri sekitar 695.700km.

Perhatikan juga Bumi, planet kita tercinta. Radius di sekitar khatulistiwa 21km lebih panjang ketimbang di kedua kutub. Bumi sendiri punya rata-rata radius sepanjang 6.371.

Tetapi dalam jurnal Science Advances edisi 16 November, para ilmuwan dari Jerman berhasil menemukan sebuah objek paling bulat yang pernah ditemukan di alam semesta.

Kepler 11145123, bintang yang berjarak 5.000 tahun cahaya dari Bumi diklaim sebagai benda antariksa paling bulat yang pernah ditemukan. Bintang ini rata-rata radiusnya sekitar 1,5 juta km, tetapi ukuran radius di garis tengahnya hanya 3km lebih panjang dari radius di kedua kutub.

Tidak bulat sempurna memang. Tetapi Kepler 11145123 merupakan benda yang tingkat kebulatannya paling nyaris sempurna!

Hitung-hitungan terhadap bentuk Kepler 11145123 dilakukan oleh Laurent Gizon dari Max Planck Institute for Solar System Research dan Universitas Gottingen, Jerman.

Bersama rekan-rekannya ia mengamati perubahan ukuran bintang yang berlangsung secara periodik selama empat tahun. Perubahan yang disebut osilasi itu bisa diukur dengan mengamati perbedaan pancaran cahaya bintang.

Menurut hitungan Gizon dkk, rotasi Kepler 11145123 memang tiga kali lebih pelan dari matahari. Mereka menduga ini salah satu penyebab mengapa bentuk bintang itu lebih bulat. Medan magnet juga diduga berpengaruh terhadap bentuknya yang nyaris sempurna.

Gizon mengatakan bahwa ia dan timnya berencana menggunakan metode ini untuk mengukur bintang-bintang lain di alam semesta.

"Akan sangat menarik untuk mengetahui bagaimana kecepatan rotasi dan medan magnet memengaruhi bentuk sebuah bintang," ujar Gizon.

REKOMENDASI

TERKINI