Suara.com - Berbagi konten di media online bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan melalui email atau aplikasi pesan seperti BlackBerry Messenger (BBM). Cara ini disebut para ahli sebagai dark social.
“Dalam konteks ini, dark diartikan sebagai sesuatu yang bersifat pribadi bukan sesuatu yang mengancam. Istilah dark mengacu pada fakta bahwa kegiatan berbagi tautan pada peramban, umumnya belum dapat dilacak," ujar CEO BlackBerry Messenger (BBM), Matthew Talbot dalam keterangan resmina, Selasa (22/11/2016).
Dia menambahkan, saat tautan yang dibagikan dibuka seseorang, maka para pemasar belum dapat mengetahui cara mereka masuk ke tautan tersebut.
Sementara itu, laporan RadiumOne pada Juni 2016 menyebutkan bahwa sebanyak 77% orang membagikan konten dari penerbit atau pemasar secara dark social. Sisanya membagikan konten tersebut melalui media sosial. Artinya, lebih dari tiga perempat konten yang dibagi terjadi lewat email dan aplikasi pesan instan.
Baca Juga: Gempa 7,3 SR Guncang Fukushima, Jepang Waspada Tsunami
Beberapa pemberitaan menyebutkan bahwa jumlah masyarakat yang mengakses berita dan informasi dari media sosial meningkat. Tidak dapat dipungkiri, angka ini akan terus meningkat. Namun pada kenyataannya, email dan aplikasi pesan instan telah lebih dulu menjadi media berbagi yang paling banyak digunakan.
“Kebanyakan dari kita membagikan informasi pribadi melalui email atau pun aplikasi pesan instan. Jadi, tidak heran lagi jika berbagi antar individu lebih efektif daripada berbagi secara massal bagi pemasar,” ungkap Matthew.
Terlebih lagi, pada laporan yang sama, secara global 32% masyarakat hanya akan membagikan konten online menggunakan dark social, terutama pada generasi lebih tua.