AS Desak Rusia Batalkan Pemblokiran LinkedIn

Sabtu, 19 November 2016 | 10:20 WIB
AS Desak Rusia Batalkan Pemblokiran LinkedIn
Tampilan website media sosial LinkedIn (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat langsung mengeluarkan respons setelah media sosial asal Negeri Paman Sam, LinkedIn, diblokir oleh Rusia. AS mendesak Rusia segera membatalkan pemblokiran tersebut.

Washington buka suara melalui Kedutaan Besar AS di Rusia. Juru Bicara Kedubes AS untuk Rusia, Maria Olson, meminta pemerintah Negeri Beruang Merah segera membuka kembali akses LinkedIn, dengan berargumen pemblokiran LinkedIn mencederai kompetisi sehat dan merugikan konsumen di Rusia.

"AS sangat memperhatikan keputusan Rusia untuk menghalangi akses ke laman daring LinkedIn," ujar Olson, dilansir dari laman Reuters, Sabtu (19/11/2016).

Diberitakan sebelumnya, regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, resmi memblokir LinkedIn mulai Kamis (17/11/2016) waktu setempat. Hal itu dilakukan setelah pengadilan Rusia menyatakan media sosial tersebut melanggar regulasi penyimpanan data personal (personal data storage law).

Regulasi yang diterapkan mulai September 2015 itu mengharuskan data digital identitas masyarakat Rusia disimpan dalam server yang berlokasi di dalam negeri.

Lebih lanjut, AS menganggap nasib nahas yang menimpa LinkedIn dapat pula terjadi pada media sosial lain di masa depan.

"Ini adalah media sosial pertama yang diblokir Rusia, dan dapat menciptakan preseden buruk yang dapat digunakan (Rusia) untuk melakukan yang sama pada laman daring lain yang mempunyai data pengguna Rusia," tegas Olson.

Menanggapi AS, Menteri Komunikasi Rusia Nikolai Nikiforov mengungkapkan kebijakan memblokir LinkedIn diambil pascakeputusan dua pengadilan. Namun, Rusia masih membuka kemungkinan membatalkannya jika LinkedIn mematuhi peraturan.

"Kami harap masalah ini bisa selesai lewat dialog konstruktif. Semua perusahaan asing harus berlaku sejalan dengan hukum yang berlaku. Lagi pula, banyak pihak lain yang tak bermasalah jika harus mematuhi ketentuan yang ada," kata Nikiforov.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI