Sekelompok Ilmuwan Putar Otak untuk Cegah Kematian Akibat Selfie

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 18 November 2016 | 13:11 WIB
Sekelompok Ilmuwan Putar Otak untuk Cegah Kematian Akibat Selfie
Ilustrasi selfie. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Insiden tewasnya orang yang sedang asyik berfoto selfie di tempat-tempat berbahaya kerap kita dengar. Kabarnya, kini sejumlah ilmuwan sedang memutar otak untuk menghentikan fenomena berujung maut tersebut.

Memang, nafsu manusia untuk membuat foto selfie spektakuler semakin hari semakin parah saja. Mereka nekat mendatangi tempat-tempat berbahaya seperti puncak gedung pencakar langit, tebing, ataupun bibir jurang demi memuaskan "birahi selfie" mereka.

Pada delapan bulan pertama di tahun 2016, seperti dikutip dari Metro, sudah ada 73 kematian akibat selfie. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2015, yakni 39 kematian, dan tahun sebelumnya, yakni 15 kematian.

Kematian akibat selfie menunjukkan tren kenaikan dan kian mengkhawatirkan. Kesadaran saja tampaknya tidak mampu menghentikan hal ini.

Mahasiswa program PhD di Carniege Mellon University, Pittsburg, AS, Hemank Lamba bersama timnya sedang mengerjakan sebuah aplikasi yang bisa dipakai untuk memperingatkan seseorang ketika berada dalam bahaya.  

Hemank meninjau situasi di sekitar 127 insiden kematian akibat selfie. Sebanyak 76 diantaranya terjadi di India, sembilan di Pakistan, delapan di Amerika Serikat, dan enam di Rusia.

Ia menemukan fakta bahwa sebagian kematian akibat selfie terjadi saat seseorang jatuh dari tempat tinggi, seperti tebing dan puncak gedung tinggi.

Tempat lainnya antara lain perairan, atau kombinasi antara perairan dan ketinggian. Kendati demikian, penyebab kematiannya berbeda-beda untuk negara yang berbeda.

Kematian akibat selfie di Rusia dan Amerika lebih banyak terjadi akibat keteledoran penggunaan senjata api, seperti ketika seseorang berpose foto dengan senjata api.

Di India, kematian biasanya terjadi saat seseorang berselfie di dekat jalur kereta api.

Hemank membuat sebuah aplikasi yang dilengkapi sistem peringatan selfie, termasuk data di mana orang-orang menjadi celaka saat sedang berfoto.

Selain data yang dibuat oleh manusia, ia juga menggarap sebuah algoritma yang dapat menganalisis foto-foto di media sosial.

Namun, belum diketahui, apakah aplikasi tersebut akan efektif menurunkan angka kematian akibat selfie. Kita tunggu saja. (Metro)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI