Genjot Ekonomi, Kemristekdikti Dorong Startup Teknologi

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 18 November 2016 | 00:32 WIB
Genjot Ekonomi, Kemristekdikti Dorong Startup Teknologi
Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong munculnya perusahaan pemula atau 'startup' berbasis teknologi. Langkah ini dilakukan untuk membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir saat membuka "Indonesia Innovations and Innovators Expo" (I3E) 2016 mengatakan, saat ini Indonesia memiliki pengusaha sebanyak 1,65 persen dari total jumlah penduduk, namun diperkirakan hanya 0,43 persen dari perusahaan yang mereka jalankan yang berbasis teknologi.

"Artinya, ekonomi yang digerakkan dari teknologi masih sangat rendah di sini. Apabila dibandingkan dengan Singapura 7 persen maka angka kita itu masih jauh tertinggal. Malaysia sudah 5 persen, Thailand 4,5 persen," ujar dia, Kamis (17/11/2016).

Padahal, menurut Nasir, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi faktor kunci dalam berwirausaha. Dengan mengaplikasikan iptek maka suatu bangsa dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien. Ujungnya dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian.

Baca Juga: Komisi X DPR Ingin Kemenristekdikti Perbanyak Beasiswa PPA

"Saya sudah minta pada Bu Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk bisa membuat regulasi berupa Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015-2045. Perkembangan teknologinya harus kita kawal terus melalui RIRN, maka pendampingan dilakukan Kemristekdikti harapannya mereka jadi industri," ujar dia.

Melalui kegiatan seperti "Indonesia Innovations and Innovators Expo" (I3E) 2016, menurut dia, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dapat bermunculan.

"Harapan saya ke depan (PPBT) semakin masif (muncul) dan (I3E) dilakukan di daerah-daerah. Tujuannya agar masyarakat atau penduduk Indonesia merasakan pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi karena memberi nilai tambah lebih tinggi," ujar dia.

Sejauh ini, menurut Nasir, hambatan yang dihadapi untuk memunculkan "startup" berbasis teknologi adalah tidak adanya koneksi antarkementerian.

"Sekarang mulai dikoordinasikan. Saya berterima kasih ke Bu Menko PMK yang selalu mengoordinasikan ini sehingga ada komunikasi terjalin dengan kementerian lain," ujar dia. [Antara]

Baca Juga: Telkom dan Kemenristekdikti Sediakan Fasilitas IdREN di 17 PT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI