Tingkatkan Jumlah Ilmuwan, Kemendikbud Lakukan Strategi Ini

Kamis, 03 November 2016 | 14:19 WIB
Tingkatkan Jumlah Ilmuwan, Kemendikbud Lakukan Strategi Ini
Ilustrasi peneliti. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah ilmuwan di Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan populasi penduduk secara keseluruhan. Data yang dihimpun Kemenrisdikti menunjukkan bahwa jumlah penelitian yang dipatenkan ilmuwan Indonesia setiap tahunnya hanya berjumlah 31 paten per 1 juta penduduk.

Angka ini mengantarkan Indonesia menempati urutan ke-94 untuk jumlah paten yang dihasilkan per tahun dari 138 negara. Ananto Kusuma Seta, Staf Ahli Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan bahwa profesi sebagai peneliti dianggap sulit, sehingga membuat jumlah profesi ini di Indonesia sangat sedikit.

"Pendidikan adalah salah satu bagian untuk mewujudkan Indonesia lebih baik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini PR kita bersama untuk meningkatkan jumlah ilmuwan di Indonesia," ujar Ananto pada penganugerahan L'Oréal-UNESCO for Women in Science di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Untuk meningkatkan jumlah ilmuwan di Indonesia, ia mengatakan, pembentukan karakter bisa dimulai sejak anak-anak usia dini. Ananto juga mengatakan bahwa sistem full day school yang diinisiasi Kemendikbud merupakan salah satu strategi untuk mengenalkan para siswa sekolah dasar dengan profesi peneliti.

"Kemendikbud bertekad melalui full day school, siswa dapat mengikuti kegiatan pendidikan karakter yang menyenangkan. Anak tidak hanya belajar akademik tapi juga diekspos dengan kegiatan ekstrakurikuler yang beragam," tambah dia.

Lebih lanjut Ananto mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar formal hanya dilakukan sampai setengah hari, selanjutnya usai makan siang, anak dapat mengikuti beragam ekstrakurikuler atau mengeksplor minat dan bakatnya lebih luas.

"Pagi sampai siang anak akan belajar seperti biasa, tapi setelah makan siang, bentuk kegiatannya sudah lebih ke eksplorasi. Anak bisa ke perpustakaan, atau ke tempat-tempat lainnya untuk mengembangkan potensinya," lanjut dia.

Kegiatan eksplorasi ini, menurut Ananto, dapat mengenalkan anak pada nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki Indonesia lengkap dengan keragaman budaya yang dapat menjadi sumber inovasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI