Twitter diisukan berencana untuk memecat 8 persen dari sumber daya manusia mereka, atau sekitar 308 pekerja, lapor Reuters pada Selasa (25/10/2016). Kesulitan keuangan dan mundurnya para investor membuat kondisi media sosial berlogo burung itu makin terpojok.
Twitter, per Juni 2016 tercatat memiliki 3.860 karyawan di seluruh dunia.
Adapun pengumuman pemecatan, menurut para sumber yang mengetahui permasalahan ini, kemungkinan dilakukan sebelum pemberitahuan laporan keuangan kuartal ketiga, Kamis (27/10/2016), dengan jumlah pemecatan yang dapat berubah. Twitter sendiri menolak menanggapi kabar tersebut.
Masa depan media sosial yang berdiri sejak Maret 2006 ini sedang tak menentu sejak Salesforce.com, sebagai investor terakhir yang tertarik mengakuisisi Twitter, mengurungkan niat mereka. Dengan nilai perusahaan yang diperkirakan mencapai 12,76 miliar dollar AS (Rp166,19 triliun) namun berutang 400 juta dollar AS (Rp5,21 miliar), Twitter dinilai terlalu mahal.
Tahun lalu, Twitter pernah mengumumkan merumahkan 336 pekerja mereka, atau sekitar 8 persen dari total karyawan. Langkah itu diambil seminggu setelah Jack Dorsey resmi menjabat CEO permanen, dari sebelumnya hanya berstatus interim.
Pada September kemarin, korporasi teknologi ini juga sempat menyinggung soal pengurangan pegawai dan penundaan peningkatan teknologi di pusat pengembangan mereka di Bengaluru, India.