Suara.com - Para ahli dari Kaspersky Lab melihat ancaman keuangan sangat bervariasi mulai dari penipuan online dan Trojan perbankan yang mempengaruhi PC, tablet serta smartphone, hingga ke serangan terhadap organisasi keuangan, ATM dan bahkan pada point-of-sale terminals.
"Berdasarkan analisis statistik, kami melihat bahwa sektor keuangan di negara-negara Asia-Pasifik berkembang pesat, sehingga penjahat siber mengalihkan perhatian mereka demi mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dari peluang tersebut. Kami percaya bahwa sangat penting untuk selalu mengingatkan prinsip-prinsip keamanan siber yang akan membantu mereka tetap aman," kata Vitaly Kamluk, Director of Global Research & Analysis Team Kaspersky Lab untuk APAC dalam keterangan resminya, Rabu (12/10/2016).
Berdasarkan Consumer Security Risks Survey 2016, yang dilakukan oleh B2B International dan Kaspersky Lab, menunjukkan bahwa 71% dari responden di Indonesia khawatir terhadap penipuan online perbankan, 48% responden Indonesia mengatakan sering merasa khawatir akan rentannya melakukan transaksi keuangan online.
Sebesar 61% responden Indonesia menyatakan bahwa akan menggunakan pembayaran online lebih sering, jika sudah memiliki perlindungan yang handal untuk transaksi keuangan. Kekhawatiran pengguna terhadap keamanan keuangan dengan baik.
Selanjutnya 5% dari pengguna global telah kehilangan uang secara online sebagai akibat dari penipuan, dengan jumlah rata-rata kerugian mencapai 476 dolar AS.
"Spam, phishing, Trojan perbankan merupakan ancaman keuangan yang tersebar secara luas. Jadi pengguna harus lebih jeli terhadap halaman web palsu, e-mail tak terduga yang meminta informasi keuangan, serta mengamankan perangkat mobile jika ada transaksi diluar sepengetahuan mereka," jelas Kamluk.
Trojan perbankan tetap menjadi salah satu ancaman online yang paling berbahaya. Mereka sering disebarkan melalui website penipuan atau yang telah dikompromikan dan e-mail spam dan, setelah menginfeksi pengguna kemudian mencuri informasi pribadi mereka, seperti rincian rekening bank, password, atau informasi kartu pembayaran.
Menurut data Kaspersky Security Network, di kuartal ketiga 2016 0,81% pengguna di Singapura mengalami Trojan perbankan (di kuartal kedua 2016, Singapura berada di 10 besar negara-negara di seluruh dunia dengan persentase pengguna yang mengalami Trojan perbankan (1,6%), diblokir oleh solusi perusahaan (dalam Q3 2015 Singapura menempati tempat kedua dalam 10 besar negara-negara di seluruh dunia dengan persentase pengguna mengalami Trojan perbankan (4,23%). Federasi Rusia dan Sri Lanka memiliki jumlah terbesar dari korban (di kuartal kedua 2016 Vietnam dan India memiliki jumlah terbesar dari korban).