Ini Tanda Kiamat TV Konvensional?

Kamis, 06 Oktober 2016 | 09:09 WIB
Ini Tanda Kiamat TV Konvensional?
Seorang pelanggan sedang mengakses Netflix melalui komputer tablet (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Netflix dan sebangsanya semakin banyak di Indonesia, tren menonton serial televisi (TV) atau film secara streaming pun melanda negeri ini. Pabrikan TV sendiri menganggap dampak fenomena ini terhadap pasar TV konvensional masih sedikit.

Penyedia konten over-the-top (OTT) seperti Netflix makin beragam di negeri ini. Sebut saja, misalnya, Iflix, Hooq, dan Catchback yang belum lama muncul.

Semakin banyak dan menariknya serial-serial yang ditawarkan melalui internet diakui juga berpengaruh pada kehadiran smart TV yang dapat terkoneksi dengan internet dan terhubung dengan penyedia konten OTT. Di sisi lain, dampaknya terhadap penjualan TV konvensional diklaim masih minim.

"Pengaruhnya lebih kepada teknologi baru di TV. TV yang belakangan muncul memiliki teknologi internet, 4K, 8K. Tapi, yang kami lihat, untuk di rumah penggunaan TV yang umum masih di saluran biasa, bukan internet. Hanya ada sedikit relasinya ke penjualan (TV konvensional)," nilai General Manager Product Planning Division PT Sharp Electronics Indonesia (SEI) Herdiana Anita Pisceria, Rabu (5/10/2016) di Jakarta.

Menurut dia, orang-orang saat ini masih lebih suka membuka konten OTT dan menonton secara streaming via smartphone. Salah satu alasan yang dipaparkan Herdiana adalah persoalan infrastruktur internet di Indonesia yang belum sebaik negara lain.

Sharp sendiri mulai merambah pasar TV LED. Kemarin, Sharp baru saja meluncurkan TV LED berteknologi konvensional Aquos 40 inchi dengan target penjualan per bulannya ialah 7.000 unit.

Data penjualan TV LED GfK yang dipaparkan Sharp menunjukkan bahwa sejak 2013 transaksi untuk model-model 40 inchi di Indonesia naik dengan stabil antara 5,3-9,4 persen per tahun di saat model-model dengan ukuran layar lainnya naik-turun. Meski begitu, TV LED 32 inchi masih menjadi pasar terbesar.

"Pasar TV LED secara total dari Januari-Agustus ini turun (dibandingkan tahun lalu), tapi secara nilai masih tetap naik karena harga jualnya lebih tinggi. Orang-orang bukannya tak punya uang tapi lebih kepada 'smart spending," jelas Herdiana.

"Pasar TV LED pada 2013 mencapai 4,9 juta unit dan hingga kini kondisi pasar belum pulih seperti pada tahun itu. Dengan kondisi ekonomi yang terus membaik, pasar TV LED bisa lebih dari 5 juta unit dalam beberapa tahun ke depan," lanjut General Manager Product Planning Assistant SEI Ardy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI