Suara.com - Samsung menargetkan sebanyak 80 persen Galaxy Note 7 bermasalah yang terjual di Korea Selatan (Korsel) telah dikembalikan pada 1 Oktober. Demikian antara lain dilaporkan Reuters pada Kamis (29/9/2016).
Pada 1 Oktober pula, Samsung disebut akan memulai kembali aktivitas jual-beli Galaxy Note 7 di Korsel, setelah sempat diberhentikan sejak 2 September lalu, karena permasalahan baterai yang gampang panas dan berpotensi terbakar.
Mulai Rabu pekan ini, salah satu raksasa teknologi dunia itu juga telah melanjutkan penayangan iklan untuk smartphone yang di Korsel berbanderol 988.900 won (sekitar Rp11,68 juta) tersebut. Untuk 'merayu' masyarakat Korsel membeli Galaxy Note 7, Samsung berjanji konsumen yang bertransaksi pada Oktober cukup membayar 50 persen biaya perbaikan jika nantinya terjadi kerusakan pada layar.
Korsel menjadi negara pertama yang kembali menjual Galaxy Note 7. Negara-negara lain seperti Australia, Singapura dan Amerika Serikat, disebut akan menyusul dalam waktu yang belum dijelaskan oleh Samsung.
Pada saat aktivitas penjualannya diberhentikan, produsen smartphone dan peralatan elektronik asal Korsel itu dilaporkan telah menjual sekitar 2,5 juta unit Galaxy Note 7 di seluruh dunia. Sebanyak sekitar 400 ribu unit di antaranya terjual di 'kandang' sendiri.
Meski disinyalir hanya 0,1 persen Galaxy Note 7 yang memiliki cacat pada baterai, Samsung akhirnya memutuskan menarik dan mengganti seluruh unit yang telah dimiliki konsumen. Proses penarikan di Korsel sendiri berjalan lambat, sehingga mereka perlu mengundurkan jadwal penjualan kembali Galaxy Note 7 yang awalnya direncanakan di sana pada 28 September.