Studi: Hubungan Seks Bisa Tingkatkan Kepercayaan akan Tuhan

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 28 September 2016 | 08:19 WIB
Studi: Hubungan Seks Bisa Tingkatkan Kepercayaan akan Tuhan
Ilustrasi perempuan dan lelaki berbaring di atas ranjang (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hubungan seks ternyata bukan hanya soal bereproduksi dan kesenangan semata. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa hubungan badan juga bisa meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap Tuhan.

Dalam penelitian yang digelar oleh para ilmuwan di Duke University, North Carolina, AS ditemukan bahwa oksitosin, hormon yang dikeluarkan saat berhubungan seks, bisa meningkatkan spiritualitas pada lelaki.

Para ilmuwan dalam studi ini menggelar sebuah eksperimen yang melibatkan dua kelompok lelaki paruh baya. Kelompok pertama diberikan dosis oksitosin dan yang kedua tidak mendapatkan hormon tersebut.

Oksitosin diproduksi oleh area di otak bernama hipotalamus. Lazimnya oksitosin diproduksi ketika manusia berhubungan seks, melahirkan, dan menyusui. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa oksitosin mendorong manusia untuk berempati, mempercayai satu sama lain, menjalin ikatan sosial, dan bertindak altruis.

Untuk menguji apakah oksitosin mempengaruhi spiritualitas manusia, para relawan diwawancarai. Hasilnya ditemukan bahwa mereka yang menerima oksitosin lebih cenderung mengakui bahwa spiritualitas sangat penting dalam hidup mereka dan bahwa kehidupan mempunyai arti serta tujuan tertentu.

Mereka yang menerima oksitosin juga lebih cenderung mengatakan bahwa setiap orang di dunia, demikian juga semua mahluk hidup, saling terhubung satu sama lain. Mereka juga sepakat dengan pernyataan bahwa "semua bentuk kehidupan saling terhubung" dan "bahwa spiritualitas mengikat semua orang".

"Kami tertarik untuk mengetahui faktor-faktor biologi yang bisa meningkatkan pengalaman spiritual," kata Patty Van Cappallen, ilmuwan yang memimpin penelitian ini, "Oksitosin tampaknya menjadi bagian dari cara tubuh untuk mendukung kepercayaan spiritual."

Studi Van Cappallen dkk ini diterbitkan dalam jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience edisi September. (Duke Today/The Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI