Suara.com - Persaingan antara dua kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump dan Partai Demokrat Hillary Clinton di media siber dan media sosial berlangsung sengit.
"Trump memimpin di media online sekitar 52,75 persen dalam sebulan terakhir," ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, di Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Indonesia Indicator (I2), perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence) mencatat, dalam tiga bulan terakhir, Trump lebih mendominasi pemberitaan di media siber dibandingkan Hillary.
Data ini diperoleh dari 11 ribu pemberitaan dari 101 media online Amerika. Sementara itu, ekspose Clinton di media online, kata Rustika, terus anjlok dari 13 ribu pada bulan Juli menjadi 10 ribu pada September.
Tingginya akumulasi ekspos Trump di media online tersebut, diakibatkan oleh isu-isu kontroversial yang selalu dikemukakannya. Itu sebabnya respon pada Trump juga muncul dari negara-negara lainnya. Sementara itu, Hillary lebih banyak dukungan di Amerika dibanding di negara-negara lain.
Dilihat dari ekspos khusus media di seluruh negara bagian di Amerika, Hillary mendominasi hingga hampir 70 persen pada tiga bulan lalu dan menurun hingga 50 persen di bulan ini. Situasi ini hampir mirip dengan survei lapangan yang dilakukan, dimana Hillary Clinton menang di berbagai survei di Amerika sejak beberapa bulan lalu, yakni 44 persen.
Sedangkan, dukungan untuk Trump di survei hanya 31 persen. Namun demikian, belakangan ini angka yang diraih Trump kian mengejar Clinton.
Rustika menambahkan, jika melihat peta media online di AS dalam tiga bulan terakhir, yang menjadi tempat pertarungan antara kedua kandidat, Clinton mendominasi di berbagai wilayah di negeri Paman Sam itu. Namun, kondisi berubah pasca Clinton sakit.
"Peta satu bulan terakhir ternyata terjadi pergeseran tren. Trump sepertinya memanfaatkan situasi itu hingga situasi ekspos media kian berimbang," papar Rustika.
Selain mendominasi media online, Trump juga unggul di media sosial. Menurut Rustika, nama Trump di-tweet sebanyak 819.613 oleh 269.302 akun Twitter. Jumlah itu menguasai 62 persen. Sementara itu, Clinton hanya di-tweet sebanyak 269.302 kali oleh 82 ribu akun atau hanya mencapai 37 persen.