Suara.com - Uber mengumumkan akan meminta para pengendaranya untuk mengambil foto selfie sebelum menandatangani ke platform dan menerima permintaan. Fitur baru, yang disebut Pemeriksaan ID Real-Time, digambarkan sebagai cara mencegah penipuan dan melindungi akun pengendara.
Namun, beberapa kritikus mengatakan ini merupakan pengakuan Uber bahwa beberapa pengendaranya tidak pernah dilakukan pemeriksaan latar belakang. Ini juga merupakan cara perusahaan menarik pernyataan dimana sejak lama menolak langkah-langkah keamanan, seperti sidik jari pengendara untuk memeriksa catatan kriminal.
Uber mengatakan bahwa di bawah persyaratan baru, pengemudi akan diminta secara berkala mengambil selfie di aplikasi sebelum mereka menerima pannggilan.
"Kami menggunakan Layanan Cognitive Microsoft untuk langsung membandingkan foto ini dengan yang sesuai pada akun di file," tulis kepala petugas keamanan Uber Joe Sullivan dalam posting blog.
"Jika dua foto tidak cocok, akun tersebut diblokir sementara sementara kita melihat ke dalam situasi," tambahnya.
Sullivan menuturkan, lebih dari 99 persen dari pengendara akhirnya diverifikasi.
"Mengingat bahwa verifikasi hanya membutuhkan beberapa detik untuk menyelesaikan, fitur ini secara proaktif dan efisien membangun keamanan lebih ke dalam aplikasi," jelas dia.
Ketentuan ini secara tidak langsung mengungkapkan bahwa pengendara Uber kerap bertukar akun.
"Uber mengakui pengendara berbagi akun mereka dan ini upaya perusahaan untuk mengurangi praktek tersebut," ujar David Sutton, seorang juru bicara untuk "Siapa Mengantar Anda?"
"Meskipun proses penyaringan Uber ini menuai kritik, perusahaan tersebut mengakui ada pengendara yang tidak pernah dilakukan pemeriksaan latar belakang," katanya.