Skandal Galaxy Note 7 Telan Biaya Besar, Samsung Jual Saham

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 19 September 2016 | 14:22 WIB
Skandal Galaxy Note 7 Telan Biaya Besar, Samsung Jual Saham
Ilustrasi merek Samsung (Shuttetstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Samsung memutuskan untuk menjual sejumlah sahamnya di beberapa perusahaan teknologi, seiring beratnya beban biaya penarikan kembali telepon seluler pintar Galaxy Note 7 yang mudah meledak dan terbakar ketika digunakan.

Seperti diwartakan Wall Street Journal (WSJ), Samsung diperkirakan membutuhkan biaya lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp13,1 triliun untuk menarik kembali Galaxy Note 7 dari para pelanggan.

Samsung pada Minggu (18/9/2016) mengumumkan telah menjual sahamnya di Seagate Technology, Rambus Inc, ASML Holding, dan Sharp Corp. Keputusan ini diambil setelah Samsung pada bulan ini mengumumkan akan menarik kembali 2,5 juta unit Galaxy Note 7 dari seluruh dunia.

Samsung tak membeberkan berapa dana yang terkumpul dari penjualan saham itu, tetapi WSJ melaporkan bahwa hasil penjualan saham di empat perusahaan raksasa itu bisa membantu untuk membiayai proses recall, yang disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah industri ponsel pintar.

Dalam pengumuman resminya dijabarkan bahwa Samsung menjual seluruh sahamnya di Seagate yang berjumlah 4,2 persen. Semua saham Samsung di Rambus, yang sebesar 4,5 persen, juga ludes dijual. Kedua perusahaan ini bermarkas di California, AS.

Sementara di ASML, perusahaan berbasis Belanda, Samsung hanya menjual separuh dari 2,9 persen sahamnya. Di Sharp Samsung memiliki 0,7 persen saham dan semuanya telah dilepas.

 Sumber WSJ menyebutkan dari penjualan di ASML, Samsung berhasil mengumpulkan dana 605 juta euro atau sekitar Rp8,89 triliun. Sementara dari Rambus, Seagate, dan Sharp - berdasarkan harga saham akhir pekan lalu - bernilai lebih dari 500 juta dolar AS atau sekitar Rp6,58 triliun.

Penjualan saham-saham itu, jelas Samsung, bertujuan untuk mengalirkan aset-aset investasi demi "fokus pada bisnis inti". Samsung juga menambahkan bahwa kerja sama dengan perusahaan-perusahaan itu akan tetap terjalin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI