Studi: Sperma Bisa Hasilkan Anak Tanpa Sel Telur

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 14 September 2016 | 19:14 WIB
Studi: Sperma Bisa Hasilkan Anak Tanpa Sel Telur
Ilustrasi sebuah sel telur dan sperma (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah ilmuwan di Inggris mengklaim telah berhasil melakukan eksperimen untuk membuktikan bahwa manusia pada suatu saat bisa memproduksi keturunan tanpa sel telur perempuan atau tanpa perempuan sama sekali.

Eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Bath, Inggris itu berhasil memproduksi bayi-bayi tikus tanpa melalui prosedur normal, yang mewajibkan sperma membuahi sel telur.

Bayi-bayi tikus yang dilahirkan sehat, menjalani hidup normal, dan bahkan kemudian melahirkan anak-anak mereka sendiri.

Studi itu menunjukkan bahwa bukan cuma sel telur yang punya kemampuan untuk membentuk embrio, tetapi sel kulit dan sel-sel tubuh lainnya juga bisa membentuk embrio jika dipadukan dengan sperma.

"Studi kami menantang dogma usang yang dipegang teguh oleh para embriolog sejak sel telur pertama kali ditemukan sekitar 1827 yang mengatakan bahwa hanya sebuah sel telur dan sebuah sel sperma yang bisa menghasilkan keturunan pada mamalia," kata Tony Perry, embriolog yang memimpin riset tersebut.

Meski demikian, para peneliti mengatakan peluang keberhasilan dalam eksperimen itu adalah satu berbanding empat. Artinya dari empat percobaan, hanya satu yang berhasil. Hasil penelitian dari eksperimen Perry itu diterbitkan dalam jurnal Nature Communications edisi 13 September 2016.

"Yang kami lakukan adalah menunjukkan cara alternatif untuk membentuk embrio. Bayangkan Anda bisa menggunakan sel-sel kulit dan membuat embrio dari sel tersebut," imbuh Perry.

Dalam eksperimen itu sendiri para peneliti mengambil sel-sel telur tikus dan menggunakan senyawa kimia khusus untuk mengubahnya sehingga seolah-olah sudah dibuahi atau berubah menjadi embrio palsu.

Embrio-embrio palsu ini memiliki sifat yang sangat mirip dengan sel tubuh biasa, termasuk sel kulit manusia. Kemiripan yang paling menonjol adalah dalam cara mereka membagi dan mengendalikan DNA.

Selanjutnya, para peneliti menginjeksikan sperma ke dalam embrio-embrio palsu itu dan menemukan bahwa, alih-alih mati, sel-sel itu justru berkembang normal. Ketika sel-sel itu dipindahkan ke tikus betina, mereka bertumbuh menjadi anak tikus yang sehat.

Secara keseluruhan para peneliti berhasil memproduksi 30 ekor anak tikus dari eksperimen itu. Tak ada tanda-tanda ekspmerimen tersebut membahayakan kehidupan mereka.

Kini Perry, jelas Perry, timnya sedang mempelajari kemungkinan untuk menggantikan sel telur dengan sel-sel kulit.

"Apakah kami bisa melakukannya? Saya belum tahu. Tetapi menurut saya, jika itu bisa terwujud, maka pada satu hari orang akan menoleh ke belakang dan mengatakan kami yang telam merintis semua ini," ujar Perry.

Hasil riset Perry ini diharapkan bisa diterapkan pada manusia dan membantu mereka yang mengalami masalah kesuburan. (BBC/The Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI