Bing Terjemahkan "Daesh" Menjadi "Arab Saudi"

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 01 September 2016 | 08:07 WIB
Bing Terjemahkan "Daesh" Menjadi "Arab Saudi"
Ilustrasi mesin pencari Bing (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Microsoft mengumumkan permohonan maaf kepada kerajaan Arab Saudi setelah layanan penerjemah di mesin pencari Bing bikinannya menerjemahkan kata "Daesh", sebutan untuk kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menjadi "Arab Saudi".

Daesh merupakan kata bahasa Arab yang lazim digunakan di Timur Tengah untuk menyebut ISIS. Daesh merupakan singkatan untuk nama ISIS dalam bahasa Arab.

Tetapi kata itu sendiri, jika diterjemahkan bebas, bisa berarti sebagai "penindas". Kata ini sangat dibenci oleh ISIS dan mereka mengancam akan memotong lidah orang yang menyebut mereka sebagai "daesh".

Adapun kesalahan penerjemahan mesin pencari Bing diketahui oleh para pengguna media sosial di Arab Saudi. Melalui media sosial mereka mengecam Microsoft dan mengajak warga untuk memboikot produk-produk Microsoft.

Alhasil, Wakil Presiden Microsoft untuk Arab Saudi, Mamdouh Najjar, memohon maaf pada kerajaan dan rakyat Saudi.

"Sebagai seorang pegawai (Microsoft), saya secara pribadi meminta maaf kepada rakyat dan negara Saudi atas kesalahan ini," kata Najjar seperti dikutip The Guardian dari The Huffington Post.

Najjar mengatakan kekeliruan itu disebabkan karena Bing dalam layanan penerjemah onlinenya mengandalkan keterlibatan atau masukkan dari pengguna (crowdsource). Layanan itu bisa mempromosikan sebuah terjemahan alternatif secara otomatis jika kata tersebut dianjurkan oleh lebih dari 1000 pengguna.

Dengan kata lain sistem itu bisa dimanipulasi oleh para penggunanya jika Microsoft tidak melakukan koreksi atau penyuntingan secara manual.

Najjar juga mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang menyelidiki pemicu kesalahan itu. Saat ini kesalahan itu telah diperbaiki dan "daesh" di mesin penerjemah Bing tak lagi berarti "Arab Saudi".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI