Suara.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) bersama University of California Santa Barbara* (UCSB) Amerika Serikat melakukan kerjasama riset “Benefit of Fisheries Sustainability Project Collaboration” untuk permodelan skenario dan proyeksi perikanan Indonesia serta opsi kebijakan untuk mendorong perikanan berkelanjutan.
Kepala Balitbang KP Zulficar Mochtar menjelaskan, untuk tahap awal kerjasama akan dibuat model untuk menganalisa status perikanan dan dampak kebijakan perikanan yang selama ini telah dilakukan KKP. “Kerjasama yang berlangsung selama 6 bulan ini akan dilakukan pendekatan Improving the Upside Data and Customize an Analitical Framework. Sehingga akan didapat output yang dapat bermanfaat dari kedua belah pihak”, ungkap Zulficar di Jakarta, Senin (29/8/2016).
Kerjasama yang dikoordinir oleh Prof.Sonny Koeshendrajana dari Balitbang KP dan Christopher Costello dari UCSB ini telah menghasilkan beberapa output, yakni menyepakati pendekatan model yang digunakan yakni bioeconomic modelling. Berdasarkan hasil analisa dari model tersebut terhadap data dari Satgas 115 dan Ditjen Perikanan Tangkap, disimpulkan bahwa dampak kebijakan moratorium yang dilakukan KKP sudah langsung berpengaruh mengurangi effort eksploitasi ikan sebanyak 35 persen. Namun, effort ini pulih setelah April 2015.
Lebih lanjut, Zulficar yang juga menjabat sebagai Plt.Dirjen Perikanan Tangkap ini menambahkan, hasil riset menggambarkan proyeksi 2035 bahwa tanpa ada kebijakan IUU Fishing, dalam jangka waktu lama biomassa ikan cakalang akan berkurang hingga 81 persen. “Selain itu, dengan melakukan upaya intensif melawan IUU Fishing dan disertai dengan reformasi perikanan nasional, tangkapan akan meningkat sebanyak 25 persen”, ungkap Zulficar.
Zulficar juga menambahkan, menurutnya IUU Fishing dan overfishing merupakan concern utama untuk masa depan perikanan Indonesia. “Dari hasil model yang dilakukan, bahkan yang diprediksi hingga 2050, reformasi pengelolaan perikanan yang dilakukan akan meningkatkan biomassa ikan hingga 224 persen, meningkatkan tangkapan ikan 100 persen dan potensi keuntungan sebesar 3,7 Miliar dolar AS”, terangnya.
Dari hasil riset tersebut, tim juga menganalisa model reformasi dan investasi perikanan. Tim menemukan bahwa reformasi pengelolaan perikanan akan menghasilkan profit loss dalam jangka panjang dan menyebabkan overfishing. Selain itu, dari hasil riset juga disimpulkan bahwa reformasi tanpa investasi juga akan menyebabkan short-term profit loss, sehingga antara investasi dan reformasi perikanan harus dilakukan secara paralel agar mencegah kehilangan profit jangka pendek akibat pembatasan yang dilakukan dan memastikan sumberdaya perikanan membaik dalam jangka panjang.
Pada riset ini, KKP mendapat rekomendasi agar melanjutkan reformasi kebijakan perikanan sehingga memberikan manfaat besar bagi ekosistem perikanan dan keuntungan bagi masyarakat, termasuk menerapkan berbagai prinsip perikanan bertanggung jawab dan berkelanjutan.