Untuk memeriksa kemungkinan tikus merasa bingung oleh pemotongan jenggot mereka, satu lagi kelompok tikus dilatih untuk berlari ke sumber cahaya bukan ke sumber angin. Tim tersebut tidak menemukan perubahan dalam prilaku tikus itu setelah jenggot mereka dipotong.
Dalam percobaan terdahulu yang disiarkan di Journal of Experimental Biology, kelompok peneliti yang sama mendapati jenggot condong ke arah angin dan makin keras angin berhembus, makin banyak jenggot yang condong atau bergetar.
"Ketika jenggot condong, jenggot itu menekan reseptor di pangkal jenggot," kata penulis bersama studi tersebut Matthew Graff dari Norwesthern University di dalam satu pernyataan.
"Kegiatan prilaku kita sekarang menunjukkan informasi mekanis ini benar-benar digunakan oleh tikus untuk menemukan sumber aliran udara."
Meskipun percobaan tersebut hanya dilakukan pada tikus, tim itu percaya jenggot kucing dan anjing juga akan digunakan untuk merasakan aliran udara sebab jenggot tersebut tumbuh dengan cara yang persis sama. (Antara)