Pesawat N-219 Lakukan Uji Coba Terbang

Kamis, 11 Agustus 2016 | 05:12 WIB
Pesawat N-219 Lakukan Uji Coba Terbang
Pesawat N-219 buatan Lapan & PT Dirgantara Indonesia. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesawat N-219 buatan anak bangsa di PT Dirgantara Indonesia sedang masa uji coba. Pesawat itu didesain sebagai alat transportasi antarpulau.

Pesawat itu ikut dihadirkan dalam Pameran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2016 di Manahan Solo.

"Pesawat terbang buatan anak bangsa itu, akan dites terbang untuk kelayakan dan kemudian dikroscek apakah sesuai dengan perhitungan yang dilakukan," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso di sela pameran Hakteknas ke-21 2016, di Solo, Rabu (10/8/2016).

PT. DI dalam pameran Hakteknas di Solo hanya menghadirkan simulator pesawat terbang jenis N-219, yang ditargetkan dapat mengudara pada 2017. Pesawat terbang N-219 dalam uji kelayakan ada sekitar 300 gaya, dan dengan diberikan beban saat mengudara.

"Pesawat N-219 mayoritas komponen mesinnya masih didatangkan dari luar negeri, sedangkan komponen dalam negeri sekitar 40 persen," katanya.

Dalam uji kelayakan jika cocok dengan perhitungan yang sudah ditentukan, maka pesawat N-219 layak digunakan. Uji kelayakan ini, harus dilakukan sebelum pesawat diterbangkan agar dapat mengetahui di mana kelemahannya.

"Jika pesawat sudah dinilai layak, akan diberikan izin penerbangan yang awalnya eksperimental, yakni untuk menyatakan apakah pesawat layak terbang," katanya.

Setelah itu, pesawat N-219 selanjutkan akan diberikan izin komersial atau lisensi agar dapat untuk mengangkut penumpang. Proses izin terbang untuk dalam negeri tersebut biasanya memakan waktu satu setengah hingga dua tahun. Jika pesawat terbang keluar negeri harus memiliki sertifikasi lagi khususnya negara di Eropa dan Amerika.

PT DI mulai tahun depan memproduksi N-219 secara masal, sedangkan untuk dalam negeri sudah ada pemesanan sebanyak 60 pesawat. Bahkan, N-219 pesanan dari luar negeri diperkirakan ada sekitar 100 pesawat. Namun, Budi enggan memberikan keterangan siapa pemesan N-219 ini.

"Kami belum dapat menyanggupi pesawan itu, karena sertifikasi belum ada. Namun, kami perkirakan pesanan dapat terlayani sekitar pada 2019 hingga 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI