5 Kehebohan Gara-gara Pokemon Go yang Cuma Ada di Jepang

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 28 Juli 2016 | 15:01 WIB
5 Kehebohan Gara-gara Pokemon Go yang Cuma Ada di Jepang
Kehebohan yang terjadi di Jepang gara-gara Pokemon Go. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski merupakan negara asal kelahiran Satoshi Tajiri, perancang video game yang menciptakan karakter Pokemon, Jepang harus menunggu beberapa bulan sampai game Pokemon Go resmi dirilis. Ya, baru pada tanggal 22 Juli, sekitar sepekan yang lalu, Pokemon Go resmi hadir di Jepang. Padahal, Pokemon Go sudah lebih dahulu jadi hits di Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Di Amerika Serikat dan Selandia Baru, Pokemon Go menyebar bak virus dan langsung dapat banyak fans. Banyak juga insiden tidak menyenangkan yang menimpa orang-orang yang sedang bermain Pokemon Go, baik yang diakibatkan oleh kelalaian diri sendiri, maupun aksi jahat orang lain.

Demikian pula yang terjadi di Jepang. Banyak juga kehebohan yang terjadi karena Pokemon Go. Tapi, 5 kehebohan gara-gara Pokemon Go ini amat unik, dan cuma terjadi di Jepang, tidak ada di negara lainnya.

Trainer ditilang



Pada tanggal 22 Juli, tepat di hari peluncuran Pokemon Go di Jepang, seorang lelaki di Kameoka ditilang karena melanggar peraturan lalu lintas.
Lelaki berusia 22 tahun itu kepergok menggunakan smartphone saat mengendarai skuternya. Waktu polisi menyetopnya, ia kedapatan sedang menghidupkan aplikasi Pokemon Go di smartphonenya.

Hari berikutnya, di Kyoto, seorang pemuda distop polisi karena mengendarai motor sambil memandangi smartphonenya. Saat dilihat, ternyata ia sedang memainkan Pokemon Go di smartphonenya.

Seperti dikutip dari Asahi Shimbun, kepada polisi, keduanya mengaku kecanduan pada Pokemon Go dan nekat terus bermain meski sedang naik kendaraan bermotor.

Pokemon berdoa



Demam Pokemon Go membuat banyak orang nekat memainkan game tersebut di segala tempat, tak terkecuali di kuil, tempat yang dianggap suci bagi penganut agama Shinto di Jepang.

Keberadaan orang-orang yang mencari Pokemon di seputaran kuil membuat kekhusukan doa terganggu.

"Ada orang-orang yang hanya berkeliling kuil, sambil memandangi ponsel mereka," kata seorang pengunjung Kuil Yasukuni, Tokyo, seperti dikutip Huffington Post.

"Mereka bahkan tidak memberi hormat sambil membungkuk saat masuk gerbang utama kuil. Ini tempat yang sakral. Ini bukan tempat untuk bermain game," lanjutnya.

Uniknya, pengelola Kuil Miyazaki, kuil Shinto yang terletak di Kota Hiroshima, menggunakan cara yang halus untuk melarang para gamers bermain Pokemon Go di seputaran kuil. Berikut bunyi larangan tersebut seperti dikutip dari Los Angeles Times:

Kepada seluruh trainer Pokemon,
Pokemon-Pokemon yang berada di dalam dan di sekitar kuil sedang berdoa.
Tolong jangan ganggu ketika para Pokemon sedang berdoa, OK?
Mohon jaga sikap Anda, dan bermain Pokemon Go dengan cara yang tidak mengganggu pengunjung kuil ini.
Tolong jangan masuk ke dalam gedung kuil, atau masuk ke pembatas batu. Bahkan jika Anda melihat ada Pokemon di dalamnya, bisa jadi ia bukanlah Pokemon liar, namun pelayan para dewa. Jangan dekati mereka, sebaliknya, tunggulah sampai mereka keluar.
Saat berada di dalam hutan, perhatikan langkahmu dan selalu waspada pada kondisi di sekitarmu. Bisa jadi ada mahluk selain Pokemon, seperti kumbang badak, kumbang rusa, dan anjing rakun.
Jika Anda melihat Pokemon langka, tolong sampaikan pada pendeta kuil juga, OK?

Dilarang berburu Pokemon di tempat wisata



Demam Pokemon yang melanda Jepang juga membuat pengelola sejumlah tempat wisata khawatir. Beberapa diantaranya malah sudah memberlakukan larangan untuk bermain Pokemon Go.

Salah satunya adalah Kastil Himeji, benteng dari zaman feodal yang paling terkenal dan utuh di Jepang. Pihak pengelola sudah memasang tanda di dalam dan di sekitar wilayah tersebut, meminta orang-orang tidak bermain Pokemon Go.

Kepada NHK, pengelola kastil yang jadi salah satu Situs Warisan Dunia itu memiliki banyak tangga dan parit sehingga membahayakan bagi orang-orang yang tak waspada apabila memandangi smartphone mereka sambil berjalan. Larangan serupa juga diberlakukan oleh tempat wisata sejarah Hiroshima Peace Park.

Berbeda dengan lainnya, Tokyo Skytree Tower memberlakukan aturan yang agak longgar. Orang-orang diperbolehkan bermain Pokemon Go asal tetap waspada pada lingkungan di sekitarnya.

Antisipasi Pokemon Go



Seperti diketahui, Jepang bukan menjadi salah satu dari negara-negara pertama yang jadi tempat perilisan Pokemon Go. Baru 22 Juli lalu game menangkap Pokemon itu dirilis di Jepang, negara yang merupakan tempat kelahiran karakter Pokemon hingga menjadi budaya pop di seluruh dunia.

Menyadari potensi tingginya animo masyarakat terhadap Pokemon Go di negaranya, juga bahaya yang bisa ditimbulkan, sejumlah pihak sudah sejak jauh-jauh hari melakukan langkah antisipasi. Salah satunya adalah institusi sekolah. Sejumlah sekolah malah sudah mengeluarkan panduan bagi para siswanya untuk bermain Pokemon Go secara aman.

Dikutip dari Grappe.jp, sebuah sekolah dikabarkan sudah memasang pamflet berisi panduan tersebut. Intinya, pihak sekolah meminta para orangtua murid untuk menjelaskan kepada anak-anaknya bagaimana cara bermain Pokemon Go dengan aman. Berikut isi pamflet tersebut:

- Jangan bermain di tempat-tempat berbahaya seperti di jalan atau di tempat-tempat terpencil.
- Jangan bermain saat berjalan.
- Bawa bekal minum saat bermain.
- Jangan bermain di tempat yang bisa menimbulkan masalah buat orang lain.

Main Pokemon Go aman ala Jepang



Menyusul kehadiran Pokemon Go di Jepang, ada sekelompok anak muda yang menciptakan alat untuk bermain dengan aman sekaligus menghindari kelelahan. Alat itu dinamakan Poke-Han, kependekan dari Pokemon Hanger. Dengan alat ini, kita bisa tetap memandang layar smartphone kita tanpa perlu memegangnya. Seperti apa alatnya? Anda bisa lihat sendiri di foto-foto berikut ini seperti ditampilkan oleh BoredPanda.

Ini ada juga videonya:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI