Suara.com - Monster-monster Pokemon dalam permainan Pokemon Go baru saja 'mendarat' di tanah Inggris. Inggris menjadi negara kelima yang 'dijamah' setelah Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Jerman.
Mulai Kamis (14/7/2016), Pokemon Go telah dapat diunduh gamers Inggris secara gratis di smartphone berbasis Android atau iOS. Kemunculan permainan ini di negerinya Ratu Elizabeth tersebut hanya berselang sehari setelah peluncuran perdananya di Jerman.
Pokemon Go diciptakan oleh Nintendo bersama Niantic. Petualangan berburu dan mengumpulkan monster-monster pokemon itu memadukan dunia nyata dengan dunia virtual dengan memanfaatkan fitur GPS, kamera, dan waktu pada smartphone.
Para pemain mesti menjelajah berbagai lokasi agar bisa menemukan pokemon.
Kemunculan Pokemon Go di Inggris membawa antusiasme dan kekhawatiran dalam waktu bersamaan. Jika euforia muncul di dalam diri para gamers, kecemasan menyangkut keamanan hadir di pihak kepolisian.
Pasalnya, di negara-negara sebelumnya, terjadi insiden kecelakaan yang dialami pemain Pokemon Go atau pun tindak kriminalitas dengan memanfaatkan aplikasi permainan ini.
Kepolisian Inggris serta NSPCC (The National Society for the Prevention of Cruelty to Children) lantas mengeluarkan peringatan resmi soal keamanan kepada para pemain. NSPCC was-was aplikasi Pokemon Go dimanfaatkan oleh pelaku tindak kekerasan terhadap anak.
"Sangat disayangkan bahwa pemilik aplikasi kerap cuek terhadap berbagai peringatan, termasuk soal keamanan anak," kata keterangan resmi NSPCC seperti dikutip dari BBC, Jumat (15/7/2016).
Niantic sebagai pengembang aplikasi Pokemon Go pun merespons hal ini dengan merilis keterangan resmi.
"Kami mendorong semua orang agar memperhatikan sekelilingnya dan agar bermain Pokemon Go dengan teman atau keluarga, terutama saat mengeksplorasi tempat yang tidak familiar. Harap diingat untuk selalu mengutamakan keamanan dan waspada setiap saat. Jangan berkendara sambil bermain. Patuhi hukum setempat, dan hargai lokasi dan orang-orang yang dikunjungi selama menjelajah," tutur juru bicara Niantic.