Suara.com - Operator telepon seluler PT Indosat Ooredo minta pemerintah sebagai regulator bersikap adil dalam bisnis telekomunikasi dengan tidak memberi perlakuan khusus kepada Telkomsel, anak usaha BUMN Telkom.
"Persaingan industri seluler di luar Jawa sudah tak sehat lagi karena pihak Telkomsel sudah bisa menguasai pangsa hingga 80 persen dan kalau terus dibiarkan bisa menguasai 90 persen bahkan mungkin bisa 100 persen," kata President Director and Chief Executive Officer PT Indosat Ooredoo Tbk Alexander Rusli kepada pers, di Jakarta, pekan ini.
Menurutnya, saat ini operator seluler selain Telkomsel susah berkembang dan membangun jaringan di luar Jawa. Ini disebabkan oleh ada regulasi yang dikeluarkan pemerintah menguntungkan Telkomsel.
Sejumlah regulasi yang dinilai menghambat perkembangan perusahaan seluler untuk berusaha di luar Jawa, antara lain adanya hambatan koneksi yang justru dikeluarkan oleh regulator.
"Bahkan pada beberapa daerah ada yang lebih brutal lagi, yaitu toko yang menjual kartu di luar Telkomsel diancam untuk tidak disuplai kartu Telkomsel," katanya lagi.
Dikatakannya, ada pula yang melakukan modus dengan memborong pembelian kartu perdana dan selanjutnya dibuang begitu saja.
Alexander mengatakan, kejadian seperti ini sebenarnya sudah berlangsung sangat lama dan dibiarkan, karena operator seluler di luar Telkomsel berharap agar ada tindakan dan upaya regulator untuk perbaikan.
"Memang salah kami juga sebagai operator di luar Telkomsel yang tidak segera bertindak saat itu. Tapi mengingat kondisinya kian tak sehat dan cenderung monopoli, maka hal seperti itu tak bisa dibiarkan terus menerus," kata dia pula.
Dia memberikan contoh lain, yaitu ketika Indosat Ooredoo ingin sewa fiber optic milik PT Telkom untuk perluasan jaringan di Maluku, oleh PT Telkom dikatakan belum siap.
"Tapi kenapa kalau Telkomsel yang sewa bisa. Ini kan bentuk-bentuk persaingan usaha tak sehat," ujarnya.
Pihaknya, katanya, kemarin secara resmi telah menyampaikan surat kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai regulator untuk mengadukan masalah ini.
"Sebenarnya operator seluler lain di luar Telkomsel seperti XL Axiata, Axis, dan Smartfren juga mengeluhkan hal yang sama, tapi mereka belum berani bersuara," katanya lagi.
Dia berharap agar pemerintah segera membenahi kondisi seperti itu, dan mengeluarkan regulasi yang adil serta tidak memberikan keuntungan kepada satu perusahaan saja. (Antara)