Infografis
Suara.com - Jangan pernah menganggap film fiksi ilmiah sebagai isapan jempol belaka. Pasalnya, sering kali teknologi dalam film-film itu bisa menjadi kenyataan di masa depan. Artinya, sering kali kisah-kisah dalam film justru menjadi ramalan yang tepat tentang masa depan.
Ada banyak contoh soal ini. Sebut saja papan seluncur terbang di "Back to the Future". Kini teknologi itu sudah diciptakan oleh beberapa perusahaan dunia, termasuk Lexus dari Jepang. Ingin tahu lebih banyak soal ramalan film fiksi ilmiah, simak penjelasan dari JalanTikus berikut:
1. "2001: A Space Odyssey" (1968) / Teknologi: Tablet
Sutradara legendaris Stanley Kubrick sepanjang hidupnya hanya mengerjakan 13 film, tergolong sedikit bagi sutradara top dunia. Salah satunya yang terkenal adalah "2001: A Space Odyssey" di tahun 1968.
Di film ini ia meramalkan kemunculan komputer tablet pada 2001. Ramalan Kubrick sendiri benar, meski agak meleset. Karena tablet pertama, iPad diluncurkan Apple pada 2010.
2. "Short Circuit" (1985) / Teknologi: Robot Militer
Film ini bercerita tentang Number 5, sebuah prototipe robot militer yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan. Satu ketika ia terkena sambaran petir, yang membuatnya memiliki kesadaran seperti manusia.
Lebih dari 30 tahun setelah film itu diluncurkan, teknologi robot militer mulai dikembangkan oleh Amerika Serikat.
3. "Star Trek III: The Search for Spock" (1984) / Teknologi: Handphone
"Star Trek III: The Search for Spock" yang disutradarai oleh Nicholas Meyer memang diputar pada 1984, tetapi teknologi yang dibayangkan dalam film itu sudah tersedia di pasaran saat ini. Beberapa contoh adalah fitur video call pada telepon, 3-D Printer, dan pengenalan suara dengan komputer.
Namun, yang paling bisa dirasakan sekarang adalah telepon genggam atau handphone. Penemu handphone sendiri, Martin Cooper mengakui bahwa dia membuat perangkat tersebut karena terinspirasi dari film Star Trek.
4. "Metropolis" (1927) / Teknologi: Smartphone
Jika melihat efek dari film ini, pasti kamu akan kaget. Bahkan jika dibandingkan dengan spesial efeknya, mungkin film Indonesia akan malu dengan kualitas efek yang dimiliki sekarang ini, melihat jarak waktu yang amat jauh. Mungkin juga kita bertanya, bagaimana membuat spesial efek yang luar biasa di tahun 1927 silam?
Teknologi smartphone memang tidak digambarkan secara real di film "Metropolis". Namun, secara estestika penggambaran robot yang dibuat mirip dengan manusia cukup untuk disandingkan dengan perangkat smartphone yang ada saat ini. Dalam film, seorang ilmuwan gila yang bernama Rotwang dapat mengubah robotnya menjadi karakter manusia yang bernama Maria.
