Suara.com - Bentuk geologis permukaan di utara Mars menunjukkan bahwa planet itu pernah dihantam dua meteor raksasa yang memicu dua mega-tsunami di planet merah tersebut. Temuan ini membuat para ilmuwan semakin yakin, Mars punya potensi untuk menopang kehidupan.
"Sekitar 3,4 miliar tahun lalu, sebuah benturan dengan meteor raksasa memyebabkan tsunami pertama. Ini adalah gelombang air. Gelombang surutnya membentuk saluran-saluran air ke arah lautan," kata Alberto Fairen, pakar astronomi dan peneliti utama pada Center of Astrobiology, Madrid, Spanyol.
Temuan ini diterbitkan Fairen dan rekan-rekannya dalam jurnal Scientific Reports edisi 19 Mei 2016.
Dalam risetnya, para ilmuwan itu juga menemukan bekas benturan meteor kedua yang juga memicu gelombang tsunami. Kedua gelombang tsunami raksasa itu berjarak jutaan tahun dan keduanya menyebabkan Mars mengalami perubahan iklim drastis, membuat planet itu lebih dingin dan air membeku menjadi es.
"Permukaan laut surut, garis pantai menyusut karena suhu turun drastis," jelas dia.
Adapun tsunami kedua membentuk bentangan-bentangan es yang berbentuk bulat dan menjorok ke darat.
"Bentangan-bentangan air ini membeku di daratan... dan es-es itu tak pernah kembali ke lautan. Itu artinya, setidaknya sebagian dari lautan ketika itu juga membeku," jelas Fairen.
Batas bentangan-bentangan es dan pola aliran airnya masih bertahan di permukaan Mars, demikian kata Fairen. Ia mengatakan bahwa lautan Mars pada masa lalu itu asin, sama seperti di Bumi.
"Air yang dingin dan asin bisa menjadi tempat berkembangnya kehidupan di lingkungan yang ekstrem, karena garam bisa menjaga air tetap dalam bentuk cair," jelas Fairen.
"Jika kehidupan pernah ada di Mars, maka lokasi bentangan-bentangan es sisa tsunami ini bisa menjadi tempat pertama untuk mencarinya," ujar dia lagi. (Phys.org)