Suara.com - Nama merek Nokia akan kembali ke habitatnya semula, pasar telepon seluer, setelah menyepakati kesepakatan lisensi dengan sebuah perusahaan Finlandia, negara asal merek tersebut. Rencananya ponsel-ponsel anyar Nokia akan menggunakan sistem operasi Android.
Nokia, nama yang pernah menjadi penguasa pasar ponsel dunia tetapi hancur oleh kebangkitan Apple dan Samsung, telah menjual unit bisnis ponselnya ke Microsoft pada 2014 dan perusahaan induknya kini fokus pada perangkat jaringan telekomunikasi.
Pada Rabu (18/5/2016), Nokia mengatakan telah menandatangi kesepakatn ekslusif berdurasi 10 tahun dengan HMD global Oy, untuk memproduksi ponsel pintar dan komputer tablet.
Nokia, yang mencapai puncak kejayaan pada 2008 ketika ia menguasai 40 persen pasar dunia, yakin bahwa mereknya masih dikenal dunia, terutama di negara-negara berkembang.
"Wilayah-wilayah tempat merek kami masih kuat adalah di Asia, Amerika Selatan, dan sebagian Eropa. Cina jelas akan menjadi salah satu target pasar," kata Ramzi Haidamus, direktur eksekutif Nokia Technologies.
HMD sendiri dimiliki oleh Smart Connect LP, sebuah perusahaan yang dipimpin oleh Jean-Francois Baril, bekas direktur eksekutif Nokia. Smartphone dan tablet Nokia itu akan diproduksi oleh pabrik elektronik Taiwan, Foxconn.
Rencananya HMD akan fokus pada upaya-upaya desain dan promosi produk-produk anyar Nokia. Perusahaan itu akan mengucurkan 500 juta euro atau sekitar Rp7,62 triliun dalam tiga tahun untuk mempromosikan Nokia.
Pada saat yang sama Microsoft mengumumkan akan menjual seluruh bisnis ponsel konvensional - ponsel yang tak menggunakan sistem operasi - ke HMD dan FIH Mobile, sebuah anak usaha Foxconn, dengan harga 350 juta atau sekitar Rp4,7 triliun.