Apple Hentikan Karya Steve Jobs

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 04 Mei 2016 | 10:43 WIB
Apple Hentikan Karya Steve Jobs
Pendiri Apple, Steve Jobs. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebelum Steve Jobs bergabung kembali ke Apple di tahun 1990-an, salah satu proyek unggulan di perusahaannya adalah WebObjects, satu set alat untuk membuat apa yang disebut "aplikasi internet" atau sekarang disebut website.

Pengembang Java Hugi Thordarson melalui email mengatakan, Apple telah mengonfirmasi kepadanya bahwa WebObjects secara resmi dinyatakan ditutup.

"Pada tahun-tahun terakhir ini aku rutin mengirimkan surat kepada [CEO Apple] Tim Cook, bertanya tentang keadaan WO dan baru-baru ini, saya dihubungi oleh hubungan eksekutif Apple menyangkut pertanyaan saya. Setelah beberapa kali dihubungi akhirna mereka menjawab, WebObjects adalah produk dihentikan dan tidak akan pernah ditingkatkan," tulisnya dalam email seperti dilansir dari Business Insider, Rabu (4/5/21016).

 Ketika Apple membeli NeXT, perusahaan menggunakan WebObject untuk menjalankan Apple Store online, sampai hari ini. Tapi WebObjects belum diperbarui untuk pengembang eksternal sejak tahun 2008, meskipun ada komunitas yang aktif menjaga alat-alat.

"Server web sederhana ini akan membantu orang lain membangun aplikasi Web, yang mana bottleneck adalah sekarang. Itulah yang WebObjects," kata Jobs pada tahun 1996.

Hari ini, ada berbagai cara untuk melakukan hal yang sama. Jadi kebanyakan pengembang warisan terus menggunakan WebObjects.

Apple tidak memanfaatkan WebObjects selama bertahun-tahun sehingga muncul berbagai pertanyaan apakah teknologi telah dihentikan pada 2008. Pasalnya, pada tahun 2009 Apple ternyata telah menghentikan WebObjects yang ada di Mac OS X Server.

Untuk Thorensen dan pengembang WebObjects lainnya, dia mengatakan, akan terus menjalankan Wonder, sebuah proyek open-source berdasarkan WebObjects.

"Adapun ini menjadi akhir dari sebuah era. Era itu berakhir sejak lama," kata Thordarson kepada Business Insider.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI