Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memastikan tidak ada kebocoran sinyal di wilayah perbatasan, karena pemerintah tiga negara Indonesia, Singapura dan Malaysia terus berkoordinasi.
"Saya enggak kena 'spill over', ada pertemuan rutin kementerian Indonesia dengan IDA dari Singapura, dengan MC dari Malaysia juga untuk membahas ini," kata Menteri Kominfo Rudiantara di Batam, Kepulauan Riau, Senin (25/4/2016).
Di kawasan pariwisata Nongsa, Kota Batam Kepulauan Riau, yang merupakan wilayah perbatasan antara Indonesia dengan Singapura, juga Indonesia dengan Malaysia, kerap terjadi luapan sinyal dari dua negara tetangga. Sinyal dari perusahaan telekomunikasi Singapura dan Malaysia bergantian masuk ke Indonesia, ditandai dengan datangnya pesan singkat berisi ucapan selamat datang di Singapura atau Malaysia.
Menteri mengatakan, luapan sinyal di perbatasan tidak boleh terjadi, karenanya tiga negara serius menanganinya. Koordinasi tiga negara itu, Singapura melalui Infocom Development Authority (IDA) of Singapura, Malaysia melalui Malaysian Communications And Multimedia Commission (MCMC) dan Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Karena itu kan tidak boleh. Karena, kalau di Batam sempat kejadian itu, sangat mungkin orang Singapura mendapat sinyal Indonesia," kata Menteri di kawasan pariwisata Nongsa.
Dalam koordinasi tiga negara, ketiganya memastikan seluruh perusahaan telekomunikasi untuk menjaga kekuatan sinyal, agar tidak memasuki teritori negara lain.
"Power dijaga. Sama di Singapura juga begitu," kata Rudiantara.
Sementara itu, ada sejumlah lokasi di Kota Batam yang pernah mengalami luapan sinyal dari perusahaan telekomunikasi Malaysia dan Singapura, seperti Pantai Melayu Nongsa dan di kawasan pariwisata Nongsa. Luapan sinyal ini memaksa masyarakat menggunakan sinyal dengan tarif roaming internasional. (Antara)