Suara.com - Sebuah tim peneliti dari University of California, Irvine, menemukan material baterai dengan menggunakan nanowire. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kawat nano dan buka baterai biasa.
Profesor Universitas tersbeut, Reginald Penner mengatakan, teknologi baru baterai ini memiliki kemungkinan membuat baterai komersial bertahan lebih lama. Baterai ini bisa digunakan untuk smartphone, komputer, mobil hingga pesawat ruang angkasa untuk di masa depan.
"Para ilmuwan tertarik materai nanowires karena mereka memiliki daya tinggi, tanpa mengurangi jumlah total energi yang disimpan," kata Penner seperti dilansir dari Huffington Post, Minggu (24/4/2016).
Dia mengakui, kawat nano itu rapuh dan setiap korosi dapat menghapus bahan nanowire dengan cepat dan kemudian menjadikannya rusak serta kehilangan kapasitasnya. "Dari penelitian yang kami lakukan menunjukkan modifikasi sederhana untuk baterai atau kapasitor, memungkinkan bahan nanowire elektroda dapat bertahan lebih lama," ungkap Penner.
Dari studi yag dilakukan, daya tahan yang dapat ditingkatkan hingga 40 kali lebih lama dari yang pernah ada. Hal ini disebabkan, kawat nano dilapisi dengan shell mangan dioksida dan terbungkus dalam elektrolit terbuat dari gel seperti kaca.
Pada dasarnya nanowire memiliki helaian yang ribuan kali lebih tipis dari rambut manusia. Selanjutnya, para peneliti menguji kekuatan elektroda hingga 200.000 kali selama tiga bulan.
Mereka terkejut menemukan bahwa, tidak kehilangan kapasitas atau daya dan kawat nano tidak patah. "Kami tidak mencoba untuk memperpanjang siklus hidup elektroda ini. Kami hanya mencoba untuk menyiapkan versi solid state satunya dengan mengganti elektrolit gel untuk cairan elektrolit," kata Penner.