Suara.com - Cina, pada Jumat (22/4/2016), mengumumkan rencananya untuk mengirim sebuah kendaraan robotik ke permukaan Mars pada 2020. Xu Dazhe, Direktur Badan Antariksa Nasional Cina, dalam sebuah konferensi pers di Beijing mengatakan bahwa pemerintahnya telah menyetujui pengiriman misi ke Mars itu pada Januari lalu.
"Kami ingin mengorbit di Mars, mendarat, dan mengerahkan rover dalam sebuah misi. Itu adalah target yang sukar dicapai," kata Xu.
Cina telah menggelontorkan miliaran dolar untuk mengembangkan program luar angkasanya, demi mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan India.
India, saingan terbesar Cina di bidang antariksa di Asia, telah berhasil mengirim satelit ke orbit Mars pada September 2014.
Adapun Cina, jika telah berhasil mendaratkan kendaraan robotiknya di permukaan Mars, akan berusaha mempelajari tanah, atmosfer, dan lingkungan planet merah itu. Cina juga berencana mencari jejak air di Mars.
Program antariksa Cina, yang dioperasikan oleh militer dan menghabiskan dana miliaran dolar, merupakan salah satu upaya untuk menaikan gengsi di mata internasional.
Cina pada akhir 2013 telah berhasil mengirim dan mendaratkan wahana antariksa di permukaan bulan. Sayang, meski berhasil mendarat wahana bernama Yutu itu mengalami kerusakan mekanika. Pada 2018 mendatang Cina berencana mendaratkan wahana bernama Chang'e-4 di sisi gelap bulan.
Meski demikian semua rencana Cina itu dinilai sebagai langkah yang menyontek AS, Eropa, dan Uni Soviet pada masa lalu.
AS misalnya sudah punya dua wahana yang beroperasi di Mars. Badan Antariksa Eropa juga telah mengirim misinya sendiri ke Mars.
Cina sendiri pernah mengirim satelit ke orbit Mars pada 2011. Sayang upaya itu gagal, karena roket Rusia yang membawa satelit itu gagal menjalankan tugasnya. (AFP/Phys.org)