Suara.com - Masyarakat pengguna smartphone di Indonesia, mulai sadar dengan kehadiran iklan online pada perangkatnya. Baidu mengungkap penemuan terbaru dari riset yang dilakukan oleh lembaga riset independen Gfk Indonesia, terlihat jumlah kesadaran masyarakat Indonesia pada iklan online memang belum besar, yakni baru 27% pengguna smartphone setiap bulan, tapi sebagian besar dari mereka justru sadar dari media sosial yang ada di perangkatnya.
"Sebanyak 68% responden sadar kehadiran iklan di media sosial dan 13% mengaku mengakses iklan tersebut. Sementara itu, iklan pada mesin pencari yang telah digunakan sebanyak 69% dan yang memutuskan meng-kliknya 12%," papar Head of Marketing Baidu Indonesia, Iwan Setiawan saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Uniknya, dia mengungkapkan, peminat iklan online mayoritas adalah laki-laki berusia 23 sampai 32 tahun. "Kebanyakan dari mereka saat melihat sosial media ada diskon gadget, langsung meng-klik promo tersebut," ujar Iwan.
Secara garis besar, kontribusi Mobile Advertising secara total pendapatan aplikasi mobile, masih mendominasi dengan tercatat pada 2015 menyumpang sebesar 20,8 juta dolar AS dari total pendapatan keseluruhan 28,1 juta dolar AS. Meskipun begitu, In-Apps Purchase diprediksi akan melampaui Mobile Advertising di tahun ini.
Sementara itu, keberadaan iklan online masih diperdebatkan antara pengembang dan pengguna. "Untuk itu kita meng-encourage teman-teman developer untuk meminimalisir mengorbankan user experience, yakni membuat iklan dalam bentuk konten sehingga pengguna tidak berasa kalau itu iklan dan sifatnya lebih informatif," pungkas Iwan.