Suara.com - Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan akan menyalakan api raksasa di luar angkasa, yang merupakan eksperimen terbarunya yang bertujuan untuk mempersiapkan misi antariksa yang lebih aman di masa depan.
"Riset ini penting bagi keamanan misi antariksa masa depan," kata Gary Ruff, salah satu insinyur NASA yang memimpin eksperimen tersebut.
Tujuan dari eksperimen itu secara khusus adalah untuk mengukur besarnya kobaran api, seberapa cepat ia menyebar, panas yang dihasilkan, dan seberapa banyak gas yang dihasilkan dari pembakaran.
Eksperimen itu rencananya akan digelar di dalam kapsul Cygnus, yang akan diluncurkan ke Stasiun Antariksa Internasinoal (ISS) dari Cape Canaveral, Florida, AS pada 23 Maret nanti. Kapsul itu akan diangkut oleh roket Atlas 5.
Rencananya api akan dikobarkan di dalam Cygnus, setelah kapsul itu melepas diri dari ISS. Api akan dipicu dari pusat kendali di Bumi, demikian jelas Ruff.
Hasil eksperimen yang dinamai Saffire-1 ini akan digunakan untuk mengukur kekuatan pesawat antariksa dan baju pelindung astronot terhadap kobaran api. Riset itu juga akan membantu NASA mengembangkan sistem pendeteksi dini api dan sistem pemadam kebakan di pesawat antariksa masa depan.
Selain itu, eksperimen tersebut akan digunakan untuk mengukur pengaruh gaya gravitasi yang sangat kecil dan minimnya jumlah oksigen terhadap besarnya kobaran api di antariksa.
"Memahami perilaku api di antariksa telah menjadi fokus banyak eksperimen kami selama beberapa tahun terakhir," kata Ruff.
Sebelumnya para ilmuwan telah mencoba menyalakan api di antariksa, tetapi besar kobarannya masih terbatas.
"Untuk benar-benar memahami sifat api, Anda harus mengukur api pada ukuran yang lebih realistis," ujar Ruff.