Iklim Malam Hari Lebih Panas, Ini Alasannya

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 13 Maret 2016 | 18:07 WIB
Iklim Malam Hari Lebih Panas, Ini Alasannya
Ilustrasi suasana malam hari (Shiutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan iklim menemukan bukti bahwa pemanasan di malam hari lebih cepat dari hari. Menggunakan data dari 50 tahun terakhir, mereka menunjukkan bahwa sementara tren secara keseluruhan adalah pemanasan.

Suhu malam hari telah meningkat jauh lebih cepat daripada suhu siang hari. Para peneliti mengatakan, hal ini karena suhu malam hari lebih sensitif terhadap kekuatan iklim, dan model iklim global digunakan untuk melacak perubahan iklim.

Menurut para ahli iklim, alasan peningkatan ini adalah band udara menutup tanah, disebut lapisan batas planet (PBL). Lapisan tipis ini berbeda dari lapisan atas atmosfer bumi dan perubahan ketebalan selama siklus siang-malam.

Meskipun mungkin kilometer tebal di siang hari, pada malam hari bisa setipis beberapa ratus meter. Pada malam hari, radiasi matahari diserap permukaan kemudian dilepaskan ke ruang angkasa.

Tapi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida bergantung di bagian atas atmosfer, bertindak sebagai selimut di sekitar Bumi, menjaga beberapa radiasi keluar dan menyebabkan suhu merangkak naik dari waktu ke waktu.

Para peneliti menjelaskan, bahwa karbon dioksida telah ditambahkan ke atmosfer akibat kegiatan buatan manusia. Sebagai lapisan sangat tipis pada malam hari, efek pemanasan jauh lebih jelas, menambahkan energi ekstra untuk sistem iklim.

Di daerah di mana PBL siklus harian terkuat, efeknya akan lebih parah. Temuan ini menambah unsur lain digunakan untuk memprediksi perubahan iklim.

"Dengan mengatasi masalah ini kita dapat mengurangi ketidakpastian saat ini, bagaimana suhu rata-rata global akan berubah dalam menanggapi peningkatan karbon dioksida di atmosfer," ujar ahli iklim di Pusat Penelitian Iklim, Bjerknes Richard Davy seperti dilansir di DailyMail, Minggu (13/3/2016).

Sensitivitas pertukaran panas di atmosfer bumi yang lebih rendah, sehingga memiliki efek pada dinginnya malam di beberapa lokasi. Kondisi ini menjelaskan bahwa jumlah malam yang dingin di beberapa lokasi telah turun sebanyak setengah selama lima puluh tahun terakhir.

Para peneliti menambahkan, bahwa di luar model iklim, memahami sensitivitas sistem dapat berdampak pada kesehatan, termasuk kematian yang disebabkan oleh suhu ekstrim dan bahkan pada pertumbuhan tanaman.

REKOMENDASI

TERKINI