Suara.com - Gerhana Matahari yang akan disaksikan di Tanah Air pada Kamis (9/3/2016) mendatang diduga akan membawa perubahan terhadap batuan Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Marsis Sutopo, mengatakan akan menggelar penelitian terhadap perubahan tersebut ketika gerhana Matahari terjadi.
"Ini sebenarnya perlu kita kaji. Mungkin bukan pengaruh dalam bentuk fisik, tetapi mungkin tentang perubahan rona batuannya," kata Marsis Sutopo di Borobudur, Senin (7/3/2016).
Gerhana matahari total bisa terlihat di 12 provinsi di Indonesia, sedangkan di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan gerhana matahari hanya terlihat sebagian atau antara 80-83 persen selama pukul 06.20-08.35 WIB.
Ia mengatakan hasil penelitian BKB atas hal tersebut tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat, akan tetapi hasilnya bisa menjadi pengetahuan baru atas fenomena alam tersebut.
"Kami akan mengkaji dengan teknologi fotografi untuk mengurai warna batuannya," ujarnya.
Ia mengatakan akan menurunkan tim berjumlah lima atau enam orang untuk mendokumentasikan batuan Candi Borobudur, terutama di sisi timur, yang terkena langsung sinar matahari pagi saat terjadi gerhana mendatang.
Pada kesempatan itu, Marsis juga mengemukakan bahwa Candi Borobudur tetap dibuka untuk pengunjung saat terjadi gerhana matahari. (Antara)