Jurnal Ilmiah Hapus Artikel yang Cantumkan "Sang Pencipta"

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 07 Maret 2016 | 06:55 WIB
Jurnal Ilmiah Hapus Artikel yang Cantumkan "Sang Pencipta"
Sebuah lukisan menggambarkan penciptaan manusia oleh Tuhan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah jurnal sains online terkemuka telah menghapus sebuah karya tulis ilmiah milik tiga orang ilmuwan Cina karena ketiganya mencantumkan frasa "the Creator" atau jika diterjemahkan menjadi "sang Pencipta" di dalam karya mereka, demikian dilaporkan Psy.org pada Jumat (4/3/2016).

Jurnal PLOS ONE memutuskan untuk menghapus karya berisi penelitian tentang tangan manusia itu karena penggunaan frasa "sang pencipta", yang sering dikaitkan dengan creationism - gagasan yang mempercayai bahwa alam semesta semesta diciptakan oleh Tuhan.

Karya ilmiah berjudul "Biomechanical characteristics of hand coordination in grasping activities of daily living" itu mengulas tentang kemampuan dan ketangkasan tangan manusia. Tetapi dalam beberapa bagian, termasuk dalam abstraksi, ketiga ilmuwan dari Universitas Huazhong, Cina itu menulis kata-kata berikut: "...adalah rancangan yang sesuai dari sang Pencipta..."

BACA JUGA: 

Jokowi Berani-beraninya Imbau Ridwan Kamil Tak Maju ke Jakarta

Pencantuman frasa "sang Pencipta" dinilai oleh komunitas ilmuwan sebagai kiasan dari Tuhan dan mewakili gagasan creationism, yang sering dipertentangkan dengan sains atau ilmu pengetahuan. Karenanya banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa karya mereka tidak valid.

Sejumlah ilmuwan menggunakan media sosial untuk mengeritik karya itu dan para editor PLOS ONE. Mereka menuding jurnal tersebut tak menjalankan evaluasi dengan ketat, layaknya jurnal ilmiah lainnya.

Adapun para penulis tampaknya menyadari kesalahan itu dan dalam kolom komentar mengatakan bahwa penggunaan frasa itu adalah kesalahan penerjemahan.

Tetapi PLOS ONE telah memutuskan untuk menghapus karya tersebut dan mengatakan bahwa telah menjalankan semua prosedur evaluasi, serta meminta pendapat dari dua pakar dalam dewan editorialnya.

"Analisis dan nasehat yang kami terima menegaskan kerisauan akan artikel ini dan mengungkapkan bahwa memang proses review tak benar-benar mengevaluasi beberapa aspek dalam karya ini," terang PLOS ONE, "Kami minta maaf atas kesalahan dan kelalaian yang berujung pada penerbitan karya ini."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI