Ini Cara Google Bendung ISIS Lewat Search Engine-nya, Efektifkah?

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 03 Februari 2016 | 12:11 WIB
Ini Cara Google Bendung ISIS Lewat Search Engine-nya, Efektifkah?
Situs Google.com diakses menggunakan tablet (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya untuk memerangi ISIS tak hanya dilakukan lewat jalur konfrontasi langsung atau perang. Raksasa teknologi Google, baru-baru ini memodifikasi mesin pencarinya untuk ikut menekan radikalisasi. Bagaimana caranya?

Seperti dikutip dari Daily Mail, Google akan menampilkan hasil pencarian yang tidak sesuai kepada para simpatisan ISIS. Apabila ada simpatisan yang mencari informasi terkait ekstrimisme, mesin pencari Google akan menampilkan hasil yang berlawanan, dalam hal ini bernada anti-radikalisme.

Kebijakan baru tersebut disampaikan oleh seorang pejabat senior Google, Dr. Anthony House di hadapan parlemen Inggris.

"Kami sedang mengerjakan hal ini di seluruh dunia. Tahun ini kami sedang menjalankan dua program uji coba," kata House.

"Yang pertama adalah untuk memastikan bahwa hasil-hasil pencarian tersebut dapat lebih mudah ditemukan. Sementara yang kedua adalah untuk memastikan bahwa orang-orang yang berpotensi melakukan pencarian atas istilah-istilah ekstrim akan menemukan narasi yang isinya berlawanan," sambung House.

Kendati demikian,  efektivitas dari kebijakan ini juga masih dipertanyakan. Pasalny, hasil pencarian bernada anti-radikalisme tersebut hanya akan muncul di bagian link bersponsor di bagian atas laman, bukan di hasil pencarian. Artinya, hasil-hasil pencarian tersebut hanya bisa dikelola melalui Google Adwords, aplikasi pemasangan iklan milik Google.

"Kami menawarkan Google Adwords Grants kepada organisasi-organisasi non pemerintah sehingga iklan-iklan berisi konten anti-radikalisme bisa muncul saat keyword pencarian seperti "join ISIS" (bergabung dengan ISIS), muncul di hasil pencarian," terang House.

Lansiran Telegraph, Google menerima sekitar 100.000 pemberitahuan dari penggunanya soal keberadaan konten-konten yang dianggap tidak sesuai. Alhasil, Google menghapus sekitar 14 juta video dari situs berbagi video mereka, Youtube, pada tahun 2014. Beberapa diantaranya adalah material yang berhubungan dengan terorisme. (Dailymail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI