Studi: Manusia Purba Misterius Pernah Hidup di Sulawesi

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 15 Januari 2016 | 14:27 WIB
Studi: Manusia Purba Misterius Pernah Hidup di Sulawesi
Perkakas dari batu gamping yang ditemukan para peneliti di Talepu, Sulawesi Selatan. Perkakas ini diduga dibuat oleh spesies manusia purba misterius yang hidup di Sulawesi 118.000 tahun silam (Reuters/Erick Setiabudi).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah tim ilmuwan dari Australia menduga bahwa Sulawesi pernah didiami oleh sebuah spesies manusia purba misterius, yang lebih dahulu mendiami pulau di utara Nusantara itu ketimbang manusia modern atau Homo sapiens.

Para ilmuwan menemukan ratusan perkakas terbuat dari batu yang berusia setidaknya 118.000 tahun di Talepu, sebuah situs purbakala di Sulawesi Selatan. Temuan itu, kata para ilmuwan, Rabu (13/1/2016), mengindikasikan bahwa adanya manusia di masa itu.

Meski demikian, para ilmuwan belum menemukan satu pun fosil manusia purba di kawasan itu.

"Kami kini punya bukti langsung bahwa ketika manusia modern tiba di Sulawesi, sekitar 60.000 sampai 50.000 tahun silam, mereka bertemu dengan satu kelompok manusia purba yang sudah mendiami pulau itu sejak dahulu kala," kata Gerrit van den Bergh dari Universitas Wollongong, Australia.

Pada 2004 di Tanah Air para ilmuwan sudah menemukan manusia hobit Flores atau Homo floresiensis, spesies manusia yang juga lebih tua dari Homo sapiens, dan hidup di Liang Bua, Manggarai, Nusa Tenggara Timur - yang tepat berada di selatan Sulawesi.

Fosil hobit Flores, yang tingginya hanya sekitar 1,1 meter, ditemukan bersama dengan perkakas batuan yang digunakan sebagai senjata untuk berburu gajah purba mini yang juga hidup di pulau vulkanik itu.

"Seperti di Flores, tempat hidup Homo floresiensi yang sangat terisolasi selama hampir sejuta tahun, Sulawesi juga bisa menjadi tempat hidup spesies manusia yang terisolasi. Pencarian fosil para pembuat perkakas di Talepu kini terbuka," kata Van den Bergh.

Adapun manusia hobit Flores diduga hidup sejak 94.000 tahun sampai 13.000 tahun lalu.

Para ilmuwan sendiri sangat bersemangat mengekplorasi kawasan Sulawesi, karena pulau itu diduga menjadi salah jalur masuknya manusia pertama ke Australia sekitar 50.000 tahun silam.

"Pulau-pulau utama seperti Flores, Sulawesi, Luzon dan yang lainnya mungkin telah menjadi tempat eksperimen alami dalam evolusi manusia, dan membuka pengetahuan baru terhadap evolusi manusia secara umum," jelas Van den Bergh.

Ia menduga bahwa manusia yang membuat perkakas itu mungkin bisa mencapai Sulawesi karena terbawa arus tsunami.

Dalam studi itu para peneliti menganalisis 311 perkakas dari batu, yang sebagian besar terbuat dari batu gamping yang terkenal sangat keras. Arkeolog Adam Brumm dari Universitas Griffith, Australia mengatakan perkakas itu dibuat dengan cara mengasah batu yang satu dengan batu yang lain.

"Perkakas dari batu itu sangat tajam dan tak diragukan lagi telah digunakan untuk memotong daging, kayu, dan lain-lain," jelas Brumm.

Perkakas-perkakas itu ditemukan di dekat fosil-fosil gajah purba dan sejenis babi hutan raksasa yang sudah punah. Temuan mereka ini diterbitkan dalam jurnal Nature. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI