Suara.com - Pemboman dan serangan bersenjata yang dilakukan para simpatisan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah, yang lazim disebut ISIS, di kawasan bisnis Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2015) membawa nama ibu kota ke sorotan dunia.
Selain menjadi topik utama berita-berita di media dunia, pemboman yang menelan tujuh korban jiwa - lima di antaranya pelaku - membuat para pengguna internet dunia berpaling ke Jakarta.
Di Twitter, mereka ramai-ramai menggunakan tagar #PrayForJakarta dan #KamiTidakTakut. Di YouTube jutaan pengguna internet dunia menyaksikan video-video amatir para saksi yang mengabadikan serangan biadab itu.
Lalu di mesin pencari Google, sialnya, mereka malah bertanya, "Di mana Jakarta?" Rupanya, banyak pengguna internet dunia yang tak paham di mana Jakarta dan bisa jadi Indonesia.
Berdasarkan data yang diungkap oleh Google Trends pada Kamis, diketahui bahwa kata pencarian "Where is Jakarta" atau "Di mana Jakarta" adalah yang paling banyak digunakan oleh para pengguna mesin pencari Google untuk mengikuti informasi tentang pemboman di Sarinah kemarin.
Tak hanya itu, para pengguna Google di dunia juga bertanya soal "sebarapa jauh Jakarta dari Bali?" dan "Apakah aman bepergian ke Bali?"
Top global questions on the Jakarta attacks pic.twitter.com/BfIqinnPnh
— GoogleTrends (@GoogleTrends) January 14, 2016
Dari fenomena ini, kita setidaknya tahu bahwa peristiwa pemboman di Thamrin kemarin membuka fakta bahwa Jakarta dan Indonesia tak begitu dikenal warga dunia. Karenanya ini bisa menjadi masukkan bagi pemerintah untuk lebih mempromosikan Indonesia ke dunia, khususnya para pengguna internet.