Suara.com - Hacker, banyak di antara kita yang sudah familiar dengan nama ini. Menurut situs ensiklopedia populer Wikipedia, hacker atau peretas adalah mereka yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, serta menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer, baik untuk keuntungan atau dimotivasi oleh tantangan.
Di dunia sudah banyak dikenal hacker-hacker jempolan, yang menebar bahaya baik bagi perseorangan, perusahaan, pemerintah, maupun organisasi seperti kelompok teroris.
Tetapi sebelum mengenal para hacker para top itu, ada baiknya simak dulu beberapa informasi tentang peretas yang dihimpun oleh jalantikus.com.
Latar Belakang
Peretas muncul di awal tahun 1960an. Pada masa itu anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT) merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe.
Awalnya, hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama.
Pada 1983, konotasi hacker berubah menjadi negatif karena pada tahun tersebut FBI menangkap kelompok cyber crime bernama The 414s yang berbasis di AS, untuk pertama kalinya.
Selanjutnya banyak orang yang mengaku hacker namun tidak bertanggung jawab sehingga para hacker asli menyebut mereka sebagai cracker. Hacker-hacker ini kemudian mengadakan pertemuan hacker tahunan terbesar di dunia yang dinamakan Def Con tiap pertengahan Juli di Las Vegas.
Jadi bisa disimpulkan:
Hacker (White Hat Hackers): peretas yang sebenarnya, memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama.
Cracker (Black Hat Hackers): peretas yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup serta merusak suatu sistem.
Berikut ini daftar 10 Hacker Paling Berbahaya di Dunia:
1. Astra
Belum ada yang mengetahui nama asli hacker berbahaya ini, namun polisi di Yunani mengungkapkan bahwa Astra adalah seorang ahli matematika berusia 58 tahun yang merupakan penduduk Athena. Astra mulai melakukan cyber crime sejak tahun 2002 dan terparah di tahun 2005 karena Ia menyusup ke sistem perusahaan militer Perancis bernama Dassault. Ia mencuri informasi tentang beberapa senjata, pesawat terbang, dan teknologi lainnya lalu menjual ke pihak lain.
2. Albert Gonzales
Sepertinya hacker berbahaya yang satu ini mendapatkan banyak kekayaan dari kemampuannya. Albert bertanggung jawab atas pencurian kartu kredit dan nomor ATM terbesar di tahun 2005 hingga 2007. Jika ditotalkan, Albert berhasil menyebabkan kerugian sekitar 2.5 triliun rupiah dengan mencuri lebih dari 170 juta rincian kartu kredit.
3. Owen Walker
Lebih dikenal dengan sebutan AKILL, adalah hacker berbahaya yang terampil melancarkan serangan terhadap sejumlah situs web dan sistem komputer selama beberapa tahun ini. AKILL bertanggung jawab atas penciptaan virus Akbot yang memungkinkan untuk mengambil kendali dari jutaan komputer di seluruh dunia dan mulai menggunakannya untuk menyerang terhadap sasaran tertentu. Prediksi kerugian oleh AKILL sebesar 346 miliar rupiah.
4. Adrian Lamo
Hacker berbahaya satu ini juga merupakan seorang jurnalis. Ia bisa menjadi hacker maupun cracker. Adrian mulai dikenal setelah berhasil menjebol sistem komputer The New York Times, Yahoo!, bahkan Microsoft pada tahun 2002. Adrian pun dapat mengidentifikasi kekurangan dan keamanan jaringan komputer dari perusahaan-perusahaan ternama.
5. Jonathan Joseph James
Hacker berbahaya satu ini sudah meninggal pada tahun 2008 lalu. Berita yang beredar tentang penyebab kematiannya sih karena bunuh diri. Meskipun begitu, pada saat hidupnya, Jonathan telah berhasil mencuri software NASA dan membuat NASA harus mematikan servernya selama tiga minggu dengan kerugian mencapai 600 juta rupiah.