Suara.com - Dari sekian banyak teknologi canggih yang hadir selama tahun 2015, harus kita akui bahwa beberapa di antaranya gagal bersaing di pasaran. Semua itu ditengarai akibat serangkaian faktor seperti gagal membuat aktivitas dalam penggunaannya lebih mudah, komponen hardware yang buruk, hingga daya tahan baterai yang tidak awet.
Berikut ini kami hadirkan 6 Teknologi Canggih yang Gagal Selama Tahun 2015, berdasarkan list yang telah disusun oleh Androidcentral, dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan oleh tim JalanTikus.
1. Wireless Charging
Saat diluncurkannya Nexus 4 berikut wireless charger-nya yang fenomenal, orang-orang tampaknya melihat masa depan yang cerah terhadap teknologi canggih yang dapat mengisi baterai tanpa harus mencolokkan kabel tersebut. Apalagi produsen smartphone ternama asal Korea Selatan yaitu Samsung juga mengadopsi teknologi wireless charger ke smartphone-smartphone terbaru mereka.
Namun semua itu serasa antiklimaks ketika mengetahui bahwa produsen HP lainnya tidak mengikuti jejak yang sama. Google selaku produsen dari Nexus bahkan menarik diri dari teknologi wireless charger ketika meluncurkan Nexus 9, Nexus 5X, dan Nexus 6P yang tidak secara langsung memberikan perangkat wireless charger di kotak penjualan mereka.
2. LG Urbane 2ND Edition LTE
Sedih sekali melihat nasib dari salah satu smartwatch canggih karya dari LG berikut ini. Ya, LG Urbane 2ND Edition LTE merupakan smartwatch yang secara mendadak ditarik kembali dari peredaran kurang dari seminggu setelah diluncurkan. Pihak LG mengatakan bahwa mereka baru menemukan sebuah celah serius dari segi hardware yang berujung tidak lolosnya jam ini di bagian quality control.
Sebuah kerugian yang berarti mengingat smartwatch ini sudah siap untuk dipasarkan ke seluruh dunia dan harus ditarik kembali hanya dalam jangka waktu beberapa hari saja.
3. Fast Charging
Cukup aneh melihat tren smartphone canggih yang hadir di tahun 2015 menghadirkan sebuah teknologi baru bernama fast charging. Teknologi yang dinilai sangat membantu dalam mempersingkat proses pengisian baterai ini selalu menjadi nilai tambah dalam penjualan beberapa smartphone flagship. Akan tetapi, bukankah teknologi tersebut seharusnya hadir di setiap smartphone yang ada?
Memang ironis ya melihat teknologi yang seharusnya dapat diimplementasikan secara luas di setiap smartphone, justru dijadikan senjata bagi smartphone flagship sebagai nilai tambah dalam produk mereka. Padahal semua orang kan butuh, bukan hanya untuk pemilik smartphone canggih saja.
4. Daya Tahan Baterai Android
Harus diakui bahwa tahun 2015 menjadi tahun dengan daya tahan baterai Android terburuk jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tren smartphone yang menghadirkan spesifikasi dewa dengan body ramping membuat statistik dari daya tahan baterai menjadi anjlok jika dibandingkan dengan tahun 2014.
Faktor lainnya seperti implementasi 64-bit dari Android, dan penggunaan prosesor Qualcomm seri terbaru turut menyumbang borosnya baterai secara umum di tahun 2015. Ukuran baterai yang dikorbankan karena menginginkan ukuran smartphone yang tipis juga patut disayangkan. Namun semoga di tahun 2016 ini, tren smartphone kembali ke jalan yang benar ya.