Suara.com - Natal di Eropa identik dengan putih salju. Pegunungan dan padang biasanya diselimuti salju, tempat orang-orang bermain ski dan anak-anak saling melempar bola salju. Tetapi Natal kali ini, warga Benua Biru tampaknya tak akan menikmati tradisi itu.
Memasuki pekan Natal, bunga-bunga malah mekar. Burung-burung liar berkeliaran bebas. Lereng pegunungan Alpen, tempat favorit untuk berski, juga tak seputih dulu, karena kini hanya diselimuti tipis salju semu. Ini adalah Desember paling hangat dalam sejarah Eropa.
Pada Minggu (20/12/2015) di Helsinki, Finlandia, yang biasanya menjadi tempat terdingin di Bumi pada Desember, suhu rata-rata di angka 10,3 derajat Celcius. Biasanya, suhu di sana berada di bawah nol Celcius.
Di Swedia dan Estonia suhu berada di angka belasan derajat Celcius. Di London, pada hari yang sama, suhu berada di angka 16,9 derajat Celcius. Bahkan Moskwa, Rusia, pun terasa hangat.
"Suhu pada Senin (21/12/2015) mencapai 12 derajat Celcius di atas normal (sekitar 5 derajat Celcius)," kata Nikolai Terechonok, pemantau cuaca setempat.
Tak satu pun dari 1.200 gelanggang ski es alami di kota itu buka. Sementara gelanggang ski buatan di Lapangan Merah tutup pada Senin, karena alasan teknis.
"Kini gelanggang itu berubah menjadi kolam yang indah," kata seorang pekerja di gelanggang itu.
Sementara itu di Pegunungan Alpen yang masuk dalam wilayah Italia, para penggemar ski harus bersyukur pada teknologi salju buatan. Bunga-bunga sakura terlihat mekar di Dresden, Jerman. Sementara bunga-bunga bakung mengembang di Inggris.
Pekan lalu, lapangan golf Royal Dornoch di Skotlandia, lewat akun Twitter-nya, mengumumkan, "Para tukang rumput kembali untuk memotong rumput pada pertengahan Desember!"
Menghadapi perubahan drastis ini, banyak yang terheran-heran, dan menduga: apakah pemanasan global di balik semua ini?
Tentu saja para ilmuwan harus meneliti untuk mendapatkan jawaban pastinya. Meski demikian, baru-baru ini, badan kelautan dan atmosfer Amerika Serikat (NOOA) mengumumkan bahwa November kemarin adalah November terpanas sejak 1880.
"Pada titik ini, kami yakin bahwa 2015 akan menjadi tahun terpanas dalam sejarah," kata Jake Crouch, pakar iklim dari NOOA. (Phys.org)
Salju Absen di Natalan Eropa Tahun Ini, Kok Bisa?
Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 22 Desember 2015 | 18:45 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
3 Kebiasaan Receh Sehari-hari, Ternyata Ikut Menyumbang Jejak Karbon
22 April 2024 | 14:20 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI