Mars Akan Berubah Menjadi Planet Bercincin

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 27 November 2015 | 07:09 WIB
Mars Akan Berubah Menjadi Planet Bercincin
Ilustrasi Planet Mars dan dua buah bulannya (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mars akan menjadi planet kelima dalam tata surya kita yang memiliki cincin, demikian kata para astronom seperti dilansir The Guardian, awal pekan ini.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Phobos, satu dari dua bulan Mars, perlahan-lahan jatuh karena ditarik oleh gaya tidal planet induknya. Phobos diperkirakan akan hancur berkeping-keping ketika gaya itu terlalu kuat.

Baca juga: Studi: Bulan Mars Akan Terbelah

Nah, pecahan Phobos inilah yang pada akhirnya akan berubah menjadi butiran batuan dan debu antariksa yang membentuk cincin Mars. Dengan demikian, Mars akan bergabung dengan Saturnus, Yupiter, Uranus, dan Neptunus - empat planet dalam tata surya kita yang diketahui memiliki cincin.

Tetapi, dibanding empat planet lainnya, Mars adalah planet yang terbuat dari batuan. Sehingga ia akan menjadi planet berbatu pertama dalam tata surya kita yang memiliki cincin. Adapun Saturnus, Yupiter, Uranus, dan Neptunus terdiri dari gas.

Phobos adalah bulan terbesar dan yang posisinya paling dekat dengan Mars. Bulan yang mengorbit 6000 kilometer di atas permukaan Mars itu turun 2 meter setiap 100 tahun, karena ditarik oleh gaya gravitas planet merah yang menjadi induknya.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa Phobos akan pecah dalam 30 sampai 50 juta tahun mendatang. Estimasi itu diutarakan oleh para ilmuwan setelah mereka meneliti sejumlah parit di permukaan Phobos.

Penelitian yang dipresentasikan di ajang tahunan "Meeting of the Division of Planetary Sciences of the American Astronomical Society" di Maryland, Amerika Serikat menunjukkan bahwa parit-parit itu merupakan tanda awal kerusakan struktural Phobos.

"Menurut kami Phobos sudah mulai jatuh dan tanda awalnya adalah adanya parit-parit ini," kata Terry Hurford, peneliti dari pusat riset antariksa NASA, Goddard Space Flight Center, dalam konferensi yang digelar Selasa (10/11/2015) itu.

Awalnya para peneliti menduga parit-parit di Phobos tercipta akibat benturan yang melahirkan kawah Stickney. Akan tetapi belakangan para ilmuwan menemukan bahwa parit-parit itu tidak berpusat di kawah itu, tetapi dari sebuah titik di dekatnya.

Para ilmuwan lalu mengajukan teori lain, yang mengatakan bahwa parit-parit itu tercipta akibat beberapa benturan dengan material-material yang berasal dari Mars.

Tetapi berdasarkan sebuah model baru yang dikembangkan oleh Hurford dan rekan-rekannya ditemukan bahwa parit-parit itu lebih mirip dengan guratan-guratan yang tercipta akibat tarikan gaya tidal, sebuah tarik-menarik yang dipicu oleh gaya gravitasi Phobos dan Mars sendiri.

Di planet kita, gaya semacam itu juga ada. Bumi dan bulan diketahui juga saling tarik menarik, dan menjadi pemicu gelombang pasang di lautan. Akibat gaya gravitasi ini pula, bentuk Bumi dan Bulan tidak bulat sempurna, tetapi lebih mirip telur.

Penelitian terbaru

Melanjutkan riset Hurford tadi, sejumlah ilmuwan dari Universitas California, Berkeley, AS lalu mengumpulkan data kepadatan Phobos, struktur internal, dan berbagai gaya yang menarik benda langit tersebut.

Benjamin Black dan Tushar Mittal dari Universitas California dalam riset itu menelurkan kesimpulan yang mirip dengan riset Hurford. Mereka mengatakan bahwa, segera setelah hancur, serpihan Phobos akan membentuk cincin yang mengelilingi Mars dalam tempo hanya enam pekan.

"Dengan kata lain, pembentukan cincin ini akan terjadi sangat cepat," tulis keduanya dalam jurnal Natur Geoscience.

Mereka menambahkan, setelah tercipta cincin itu akan bertahan selama sejuta sampai seratus juta tahun.

BERITA MENARIK LAINNYA:

Mereka Menyebutnya "Robot Terseksi di Dunia"

Di Facebook, Suami Diberi Cuti Melahirkan Empat Bulan

Ustadz Maulana Diancam 5 Tahun Bui

Hidup Nomaden, Sandy Tumiwa Dikira Melarikan Diri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI