Studi: Emosi Positif Lebih Berkuasa di Twitter

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 10 November 2015 | 18:02 WIB
Studi: Emosi Positif Lebih Berkuasa di Twitter
Ilustrasi media sosial Twitter (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa Twitter merupakan media sosial yang bisa menyebarkan dan menularkan emosi positif dengan lebih efektif, ketimbang berita-berita dengan emosi negatif.

"Apa yang Anda tweet dan bagikan di media sosial sungguh berarti. Sering kali, Anda tak hanya mengekspresikan diri tetapi juga mempengaruhi orang lain," kata Emilio Ferrar, peneliti pada USC Viterbi School of Engineering's Information Sciences Institute, Amerika Serikat, pemimpin penelitian itu.

Dalam studi yang diterbitkan pada jurnal PLOS One edisi 6 November itu, Ferrara mengukur muatan-muatan emosional dari tweet-tweet 3.800 pengguna Twitter yang dipilih secara acak. Mereka menggunakan sebuah algoritma yang dirancang untuk membedakan kicauan dengan muatan emosi positif, negatif, dan netral.

Mereka membandingkan sentimen dari sebuah tweet dari seorang pengguna, dengan rasio sentimen tweet-tweet yang membanjiri lini massanya satu jam sebelumnya.

Dengan kata lain, para peneliti berusaha melihat apakah lini massa yang dipenuhi dengan sentimen positif akan memicu pemilik akun menulis tweet bernuansa positif atau sebaliknya.

Hasilnya, jelas Ferrara, sekitar 20 persen pengguna Twitter dipengaruhi oleh apa yang mereka sebut sebagai "emotional contagion" atau "penularan emosi". Para pengguna Twitter empat kali lebih cenderung dipengaruhi oleh tweet positif ketimbang oleh tweet negatif.

Mereka yang tak tertular emosi positif di Twitter bahkan masih dua kali lebih cenderung terpengaruh oleh tweet positif ketimbang tweet negatif. Secara keseluruhan ditemukan bahwa, emosi positif lebih mudah menular di Twitter ketimbang emosi-emosi negatif.

Studi itu sendiri dibangun di atas dasar riset-riset sebelumnya yang menunjukkan bahwa emosi bisa ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Penelitian ini hanya menunjukkan bahwa penularan emosi itu tak hanya bisa terjadi dalam kontak lansung, tetapi juga via komunikasi di dunia maya. (Phys.org)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI