NASA Temukan Penyebab Hilangnya Kehidupan di Mars

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 06 November 2015 | 15:23 WIB
NASA Temukan Penyebab Hilangnya Kehidupan di Mars
Ilustrasi pengikisan atmosfer Mars oleh angin Matahari. (Reuters/NASA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) akhirnya mengungkap fakta baru soal Planet Mars. Menurut NASA, di masa lalu, Mars merupakan planet yang mampu menyokong kehidupan. Namun kini, Planet Merah jadi tempat yang dingin dan kering karena kikisan angin matahari pada atmosfernya.

Baca juga: NASA Akan Ungkap Temuan Penting Soal Planet Mars

Para ilmuwan meyakini, atmosfer Mars yang semula tebal dan memungkinkan kondisi di atas planet tentap hangat dan basah miliaran tahun silam, hilang jauh lebih awal dibanding seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Fakta tersebut diungkap berdasarkan data dari MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile Evolution), wahana NASA yang mengorbit di Planet Mars sejak tahun 2014 lalu. Studi sains tentang MAVEN diterbitkan dalam jurnal Science dan Geophysical Research Letters.

Instrumen di dalam MAVEN mengukur ion di bagian atas atmosfer Mars dan melacak angin matahari guna mengetahui apa yang menyebabkan pelepasan gas (dalam atmosfer) ke luar angkasa.

"Temuan penting yang kami publikasikan pekan ini berkaitan dengan bagaimana pelepasan gas terjadi dan seberapa besar pelepasan gas itu terjadi saat ini," kata peneliti NASA Bruce Jakosky, seperti dikutip News.com.au.

"Apa yang kami temukan adalah bahwa tingkat pelepasan gas di atmosfer (Mars) relatif lambat saat ini, mungkin hanya sekitar 100 gram per detik secara global (di seluruh atmosfer Mars), namun jika itu terjadi sepanjang waktu, tentu jumlah yang hilang akan signifikan," sambungnya.

"Dan kami pikir adalah ini adalah ujung dari gunung es saja, sedangkan pada awalnya, tingkat pelepasan gas lebih besar dan mekanisme ini menyebabkan hilangnya atmosfer yang sangat tebal," kata Bruce.

"Kami berpikir Mars memiliki atmosfer CO2 yang amat tebal dan kami mencoba memahami ke mana atmosfer itu hilang," kata Bruce.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI